Pages

Minggu, 16 Oktober 2011

Jepret Sore

Iseng doang nih... hehe...


















Jepret

Belajar menjadi fotografer amatiran, dengan kamera yang tak kalah amatiran.. hehe..

























Sabtu, 15 Oktober 2011

Night

Malam, tiada waktu seindah malam hari, disaat kebanyakan orang terlelap, saat itulah ada keheningan, ada energi yang merasuk kedalam Jiwa saat menengadah di tengah pekatnya malam.
I Like Dark... :)





Tentang 99 Cahaya di Langit Eropa

99 Cahaya di Langit Eropa, Perjalanan Menapaki Jejak Islam di Eropa, buku ini saya beli di Gramedia baru minggu-minggu kemarin, di tulis oleh Hanum Salsabiela Rais dan Rangga Almahendra.
"Novel perjalanan ini menunjukkan bahwa kebudayaan dan teknologi selalu berjalan berdampingan, saling mengisi, menentukan masa depan suatu Peradaban." ini adalah kata-kata dari Bapak B.J. Habibie yang ada tepat diatas judul buku.
Buku luar biasa yang lahir dari goresan tangan emas orang-orang yang luar biasa, buku ini menarik esensi yang tidak biasa dari sebuah perjalanan ke luar negeri. Saya adalah salah satu penggemar novel-novel yang bertemakan Luar negeri, beberapa buku sudah saya lumat seperti Selimut Debu dan Garis Batas nya Mas Agustinus Wibowo, 9 Summer 10 Autumn nya Mas Iwan Setyawan, yang rela meninggalkan jabatan Direktur nya di New York untuk mengabdi di Negeri tercinta, Indonesia. Sungguh sampai saat ini saya masih kagum dengan keputusan beliau, mengabdi di tengah kecemerlangan karir yang menjamin kehidupan duniawi.
Tidak lupa 2 dari Trilogi Negeri 5 Menara sudah saya baca hanya dalam waktu singkat, novel yang mengisahkan tentang perjalanan dari Pondok Pesantren Gontor Ponorogo menuju impian mereka menjelajah Khazanah ilmu pengetahuan di Negeri asing. Sampai saat ini saya masih menunggu kelanjutan kisah Alif, semoga awal tahun depan Bang Ahmad Fuadi sudah dapat menyajikan seri ketiga dari Trilogi Negeri 5 Menara nya. Man Jadda Wa Jada. :)
Buku 99 Cahaya di Langit Eropa baru saya baca sampai penghujung bagian 24, pada awal kisah buku ini mendeskripsikan awal-awal runtuhnya kekuasaan Turki Ottoman, sosok panglima perang yang di deskripsikan pada bagian awal buku kemudian di kenal dengan Kara Mustafa Pasha, yang merupakan kakek dari Fatma, sahabat penulis yang dikenal melalui institusi pendidikan yang sama. Sebuah kebetulan yang luar biasa menurut saya.
Vienna, Paris, Madrid, Cordoba, Granada dan Istanbul masuk ke dalam manifest perjalanan penulis selama di benua eropa, buku ini mengungkapkan era-era keemasan Islam di benua eropa yang dulu ternyata pernah bersinar dengan terang benderang disana. Perjalanan awal berkisah di Wina, Austria. disinilah awal perkenalan penulis dengan Fatma Pasha, seorang imigran Turki yang dikenal dari sebuah kelas Bahasa Jerman yang di selenggarakan oleh pemerintah Austria.
Satu hal yang baru saya sendiri sadari, disana ada sungai terkenal yang membelah kota Wina menjadi dua. Donau atau Danube, sungai yang menginspirasi Johann Strauss menciptakan lagu waltz The Blue Danube.
Perkenalan penulis dengan Imam di Vienna Islamic Center yang ada di tepian sungai Blue Danube mengantarkan penulis berkenalan dengan Marion Latimer, seorang mualaf dari Paris.
"Paris tak hanya tentang Eiffel atau Louvre. Lebih dari dua bangunan "kecil" itu. Aku menemukan imanku di sini". Museum Louvre tak hanya menyimpan karya-karya dunia seperti lukisan-lukisan karya Rembrandt, Michel Angelo, Rafael, Reubens dan tentunya lukisan Mona Lisa karya Leonardo Da Vinci.
Museum ini menyimpan peninggalan dari zaman ke zaman, dari satu imperium ke imperium berikutnya, termasuk didalamnya terdapat sisa-sisa peradaban Islam yang masih tetap melekat disana.
Museum Louvre menyimpan koleksi piring berbahan terakota yang salah satunya berhiaskan seni kaligrafi arab kuno, Kufic. dalam sebuah piring terbaca tulisan "Al'ilmu murrun syadidun fil bidayah, wa ahla minal 'asali fin-nihayah" yang artinya kurang lebih "Ilmu pengetahuan itu pahit pada awalnya, tetapi manis melebihi madu pada akhirnya".
Siapa sangka dalam lukisan Bunda Maria dan Yesus di Museum Louvre terdapat kaligrafi arab bertuliskan La ilaha Illallah yang tergores dalam Hijab yang dikenakan oleh Maria..?
Kisah ini belum tuntas, masih akan ada banyak jejak-jejak peradaban Islam di benua Eropa yang akan ditelusuri jauh lebih dalam, yang membuktikan bahwa masa-masa islam pernah menjadi pusat dari semua peradaban.


~MTASuandi

Iseng-iseng Review

Tak terasa sudah 3 tahun blog ini mengudara :D emang pesawat. Oktober 2008 sampai detik ini Oktober 2011. blog ini sudah melewati berbagai musim dalam dunia blogging, musim galau dimana hanya berceritakan tentang segala kegundahan hati, musim Junker Copas karena dulu saya sangat rajin dalam hal copy paste artikel dari blog atau website lain, tujuan utamanya dulu cuma satu, supaya kalau ada tugas lagi saya tinggal buka blog saya dan tak perlu ada istilah googling untuk hal yang sama. Blog ini pun sudah melewati musim "nyepi" dimana berbulan-bulan tak pernah ada postingan barang satu kata pun, yang namanya mood memang terkadang susah untuk di prediksi. :P
Ada satu musim yang belum dan semoga saja tidak terjadi dengan Blog ini, yaitu musim ALAY, ketika saat ini anak muda sedang terjangkit penyakit ALAY, yang justru menurut Raditya Dika dalam Stand Up Nite nya menyatakan bahwa ALAY adalah salah satu tahap atau fase menjelang dewasa.
Saya sendiri bingung ini dikategorikan sebagai blog macam apa..? masalahnya disini campur aduk seperti gado-gado, ada sayuran, lontong, tempe, dan segala teman-temannya. Blog ini memuat beberapa tulisan tentang komputer, entah itu tugas-tugas semasa kuliah, Joomla! web design, sistem basis data, tips dan trik dalam blogging, dan berbagai pembahasan tentang komputer lainnya. Blog ini juga jadi ajang curhat untuk saya, ketika merasa hanya Tuhan yang bisa mendengarkan jeritan hati kita, saya masih punya media untuk mengungkapkannya, salah satunya adalah Blog.
Senang rasanya jika disebut sebagai Blogger, tapi apakah layak seorang Blogger yang sangat pasif menyandang gelar Blogger..? sepertinya meskipun dari istilah bisa dibenarkan tetap ada ketidakpuasan diri. Selama tiga tahun blog ini mengudara, cukup banyak kenangan yang sempat terekam, reka ulang atas kejadian-kejadian masa lalu tergores menyempil dalam setiap helai lembaran-lembaran halaman blog ini.
Hmm.. Ilmu memang harus senantiasa diasah, terbukti... ketika dulu dalam hal menulis rasanya selalu ada inspirasi untuk diungkapkan, selalu ada kata demi kata untuk tersambung menjadi sebuah kalimat, sekarang jusrtu terasa sangat berat... hanya untuk mengetikkan beberapa baris kalimat butuh pemikiran dan kelihaian untuk merangkai kata demi kata.
Terasa kaku mungkin, atau memang kaku.. tapi.. ya.. mau bagaimana lagi, tiap orang saya yakin bisa menulis, setiap orang selalu punya rahasia atau hal yang ingin diungkapkan, hanya saja setiap orang punya cara yang berbeda-beda dalam hal pengungkapannya. ;)
Satu hal yang menurut saya aneh, Blog ini kalau di hitung-hitung lebih banyak artikel tentang Komputer, tapi jusrtu dalam beberapa bulan yang menjadi traffic paling tinggi adalah artikel yang membahas tentang Sejarah Batik Jogjakarta, konten yang saya copas tok dari sebuah website jadul yang menerangkan Sejarah Batik Jogjakarta. :D 
Dulu.. sempat saya lihat traffic page rank dari pagerank.info mendapat nilai 2 tapi sayangnya itu tidak bertahan lama, hanya beberapa bulan dan sekarang anjlok lagi keposisi awal, 1.
Apapun yang akan terjadi nanti semoga Blog ini akan tetap ada menemani setiap jejak langkah kaki ini, menjadi salah satu bagian yang tak terpisahkan dalam rekaman dalam memori.