Ada beberapa pendapat mengenai asal usul nama Bogor. Pendapat pertama mengatakan bahwa kata Bogor berasal dari kata salah ucap orang sunda untuk “buitenzorg” yaitu nama resmi dari jaman masa penjajahan Belanda. Pendapat kedua mengatakan bahwa nama Bogor berasal dari baghar atau baqar yang berarti sapi karena didalam Kebun Raya ada sebuah patung sapi. Pendapat ketiga mengatakan bahwa kata Bogor berasal dari bokor yaitu sejenis bakul logam tanpa alasan yang jelas. Pendapat ke empat berasal dari kata Bogor yang berarti tunggul kawung ( enau, aren )
Sesungguhnya di Jawa Barat ini banyak tempat yang bernama Bogor. Demikian pula di Jawa Tengah menurut catatan Prof Veth dalam bukunya “java”. Di Sumedang dan Garut ada kampung yang bernama Bogor. Kehadiran nama Bogor yang cukup tersebar itu menyulitkan kita menerima teori : Buitenzorg, Baghar atau bokor sebab tidak berlaku umum untuk sekian banyak nama bogor yang juga terdapat di Jawa Tengah dan Bali.
Dokumen tertua yang menampilkan nama Bogor berasal dari tanggal 7April 1752. Dalam dokumen tersebut tercantum nama Ngabei Raksacandra sebagai “hoofd van de negorij Bogor” ( kepala kampung Bogor). Dalam tahun tersebut ibukota Kabupaten Bogor masih berkedudukan di Tanah Baru. Dua tahun kemudian barulan Bupati Demang Wiranata mengajukan permohonan kepada gubernur Jenderal Jacob Mossel agar diizinkan mendirikan rumah tinggal di Sukahati didekat Buitenzorg. Kelak karena didepan rumah Bupati Bogor tersebut terdapat kolam besar ( empang ) maka nama sukahati berubah menjadi Empang.
Letak kampung Bogor yang awal itu berada di dalam Kebun Raya Bogor pada lokasi tanaman kaktus. Pasar yang didirikan pada lokasi kampung tersebut oleh penduduk disebut Pasar Bogor.Pada saat itu Kebun Raya Bogor belum ada karena baru dibangun tahun 1817 sehingga teori “patung sapi” tidak memenuhi syarat pendapat kedua.
Lahirnya kota Bogor, dipercaya diperoleh dari dokumen dan naskah tertua “Wangsakerta” yang mengandung nilai sejarah lebih tinggi diatas naskah-naskah tradisional , masih menempatkan penobatan Sri Baduga Maharja sebelum tanggal 3 Juni 1482 ( ulang tahun kota Bogor ). Perayaan besar dan Peresmian Pakuan menjadi pusat pemerintahan tentu dilangsukan dalam peristiwa upacara Guru Bumi dan Kuwerabhakti terdekat. Untuk tahun 1482 upacara dimulai tanggal 25 Mei dan ditutup 9 hari kemudian.
( sumber: Sejarah Bogor )
0 comments:
Posting Komentar