Pages

Senin, 04 Januari 2010

Kaleidoskop Kehidupan

Kalidoskop Kehidupan
Oleh
Muhammad Teguh Asep Suandi
04 Januari 2010, 13.00
Meretas kembali perjalanan hidup masa lalu demi kesuksesan dimasa mendatang, merekahkan kuncup-kuncup impian yang selama ini tersimpan dalam hati yang terdalam, mendatangkan panorama nyata kehidupan, kehidupan yang dulu sempat terlewati. Hikmah-hikmah yang sempat terpendam, mengorek kebijaksanaan dalam sebuah ketidakadilan yang pada akhirnya mengantarkan kepada puncak kenikmatan ukhrawi dan duniawi.
Disetiap perjalanan hidup terkadang kita terlalu dipusingkan dengan masalah yang ada, kita lupa bahkan sangat lupa apa sebenarnya yang menjadi tujuan adanya masalah dalam kehidupan. Selama ini kita terlena dengan rumitnya masalah tanpa dapat mengambil hikmah dari masalah yang ada. Hidup ini harus seperti ubi, setidaknya itulah sebuah kata-kata sederhana yang patut kita contoh.
Ya, hidup ini harus seperti ubi, jangan seperti telur. Ketika ubi dimasukkan kedalam air yang mendidih, ubi akan keluar dalam keadaan lunak sedangkan telur, ketika dimasukkan kedalam air yang mendidih, telur akan keluar dalam keadaan keras. Kita analogikan air yang mendidih adalah sebuah masalah yang terus menerus menimpa manusia, siapapun itu tanpa memandang apa jabatan dan strata sosialnya.
Manusia pun bermacam-macam hasilnya setelah tertimpa masalah, ada yang menjadi pemurung, traumatis, menjadi takut akan mencoba, tidak ada gurat senyum diwajahnya… miris sekali bukan..? beruntunglah bagi mereka yang ketika keluar dari masalah mereka menjadi lebih matang dalam menjalani dan memaknai kehidupan, lebih mengenal siapa diri mereka dan lebih mengenal siapa tuhan mereka, guratan senyum selalu tersirat dalam setiap lekuk wajahnya. Inilah yang seharusnya kita contoh.
Menghargai diri sendiri akan banyak berpengaruh positif terhadap mental dan jiwa, banyak hal yang dapat dilakukan dan salah satunya adalah mengenang masa lalu, masa lalu bukan hal yang harus dihindari karena bagaimanapun juga itu masa yang telah dilalui masa dimana kita pernah ada didalamnya, hanya ruang dan waktu yang membedakan. Hikmah masa lalu terasa sangat bermanfaat ketika ada determinasi untuk terus menggalinya, menarik benang merah dari setiap masalah, mengambil esensi dari sebuah perjalanan panjang kehidupan.

0 comments: