Tragis, mungkin iya. Mengenaskan, ah mungkin ini terlalu berlebihan. Tapi inilah masa-masa kegalauanku, lagi dan lagi, untuk yang kesekian kalinya. Untukku jatuh cinta adalah mimpi buruk, mungkin terlalu berlebihan tapi itu memang fakta yang tak terbantahkan.
Saat do'aku terkabulkan harusnya ada secercah perasaan senang dan bersyukur, tapi entahlah untuk yang satu ini hatiku menangis meskipun mataku tak sanggup atau mungkin lupa cara untuk menangisi cinta. Kepergian yang semu, semu karena aku masih bisa melihatnya meski hanya lewat dunia maya.
Orang bilang jatuh cinta itu indah, oh.. sayangnya hukum ini tidak berlaku untukku, setidaknya untuk saat ini, entah nanti. Mungkinkah suatu saat nanti akan ada seorang puteri yang membangunkan seorang pangeran yang tertidur karena sihir. Ouch.. ini bahkan bertentangan dengan legenda yang biasa diceritakan sewaktu usiaku masih kecil.
Bayang-bayang akan kegalauan senantiasa merasuki perasaanku ketika cinta tiba-tiba hadir, entah darimana asalnya, mungkin ada yang sengaja membuangnya untuk kutemukan dan kuratapi seorang diri. :(
Kini, peristiwa yang hampir sama seperti tahun-tahun yang lalu terulang kembali.
I feel lonely, honey. Kusempatkan hati ini untuk jatuh pada bidang hatimu disaat yang sangat-sangat tidak tepat, seharusnya aku tahu ini akan terjadi 4 bulan yang lalu, ketika obrolan kita masih dipenuhi canda tawa. Untuk kali ini aku telat membaca tandaMu ya Allah. Aku terlena akan kenyamanan yang ada saat itu.
Perasaanku berkecamuk saat mengetikkan "Semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawaddah, warahmah. Semoga hubungan rumah tangganya diberkahi sama Allah SWT" kau tak tahu bahwa tangan dan hati ini bergetar. Nafas ini sesak untuk sesaat, aku lelah dengan hati yang terus menerus dihampiri oleh kekecewaan.
Untukku bukan kali ini harus kehilangan orang yang spesial.
Ini memang gila, aku tak pernah menyalahkan keadaan, mungkin ini memang jalan yang terbaik untuk kurengkuh hikmahnya, ataukah mungkin ini bentuk adzab yang Allah turunkan ada dosa-dosaku dimasa kelam. Wallahu'alam, aku hanya bisa berdiam diri membaca istighfar, meratapi roda nasib yang senantiasa terus berputar, tangan ini masih bergetar, ratapan mata ini masih nanar ketika ku ketikkan "Titip salam buat suami". Mungkin seharusnya emoticon senyum itu kuganti dengan emoticon menangis, tapi tenang, itu takkan kulakukan dihari-hari bahagiamu. Selamat menempuh hidup baru.
3 comments:
nice posting,support u
Mksh2... hehe...
Posting Komentar