Pages

Sabtu, 30 Juli 2011

Kandas

Sebuah kisah barusaja tergores dalam kehidupanku, CINTA tak ada habisnya memenuhi sudut-sudut otak ini. Setelah sekian lama tidak merasakan getaran-getaran cinta, tidak merasakan cemburu dan sakit hati kini semuanya terjadi dalam satu momen. TUHAN memang mudah melakukan semuanya, mempertemukan apa yang telah lama terpisahkan dan memisahkan apa yang telah lama bersatu.

Resonansi masa lalu kini berdengung kembali, bersama alunan indah sebuah melankoli jiwa yang kosong, hampa seakan ditinggalkan penghuninya. Kenangan-kenangan pahit akan kegagalan cinta masa lalu kini mulai remang-remang terlihat dan makin jelas. Ada rasa trauma yang mendalam, sakit yang tak bisa diobati dengan obat-obatan medis.
Banyak kisah yang menyajikan perihnya dalam memperjuangkan Cinta, tapi kini kisah itu aku alami sendiri, dalam kehidupan nyataku yang sesungguhnya.
Perih... galau... bingung... entahlah apa lagi definisi yang dibutuhkan untuk menggambarkan semuanya. untuk urusan yang satu ini dunia seakan mengalami gerhana matahari total, entah untuk berapa lama..?

Hidup memang akan senantiasa terus bergulir, tidak peduli situasi apa yang sedang terjadi. "Andai aku bisa, memutar kembali waktu yang telah berjalan..." mungkin semuanya takkan pernah terjadi, rasa kehilangan yang teramat pahit. Ya Tuhan, aku ingin menangis padamu, entah menangis karena cinta atau karena perih, yang pasti saat ini aku ingin menangis, andaikan lautan deru ombaknya terdengar dari sini. ingin kuberlari kesana, mengucurkan air mata dan berteriak sekencang-kencangnya, bertarung dengan teriakan ombak dini hari.

Hatiku perih ya Tuhan, ketika mendengar bahwa dirinya berniat untuk menikah dengan pria lain, mungkin pria itu jauh lebih baik dan jauh lebih segalanya dariku, tapi apa aku tak punya hak untuk mempertahankannya..? apakah aku harus egois dan membabi buta tanpa peduli orang lain..?? Ya Tuhan, hanya padamu aku berani jujur tentang isi hatiku, engkau tahu sendiri Ya Tuhan, aku tak punya teman yang bisa diajak berbicara seperti ini, yang bisa mengerti sepenuhnya akan isi hatiku. Engkau tempat pelarianku Ya Tuhan. :(

Masih adakah kaum hawa diluar sana yang bisa menerimaku apa adanya,,? dengan segala kekurangan dan keburukan diriku..? Ya Tuhan, masih adakah jiwa yang dengan tulus merangkul hatiku yang terluka ini..?? 

0 comments: