Pages

Minggu, 03 Juli 2011

Tentang "Garis Batas"

Garis Batas, sebuah buku buah karya Agustinus Wibowo, seorang traveler yang sangat antusias mengunjungi daerah-daerah yang justru menjadi daftar hitam dalam dunia backpacker, daerah-daerah konflik yang setiap saat bisa saja mengantarkan tamu-tamu nya dalam jurang kematian.

Garis Batas mengisahkan perjalanan hidup Agustinus Wibowo menyelami setiap denyut kehidupan Negara-negara pecahan Uni Soviet, mulai dari Tajikistan, Uzbekistan, Turkmenistan dan Negara-negara Stan lainnya.
Saya mengenal Garis Batas ketika melihat acara Kick Andy di Metro TV, saat itu Agustinus Wibowo sedang mengisi acara tersebut. Dari hanya sejenak informasi dari Kick Andy saya langsung tertarik untuk kemudian hunting Garis Batas.

Oh,, akhirnya setelah berburu di Gramedia sebuah Mall di daerah Jakarta Barat. Buku Garis Batas siap untuk saya selami.
Tulisan ini hanyalah pendapat dari orang yang masih awam dalam dunia menulis, masih sangat newbie untuk dibandingkan dengan penulis-penulis kelas kakap.

Buku ini menggambarkan kehidupan-kehidupan di Negara-negara Asia Tengah, buku ini menyelami ganasnya perbukitan Afganistan yang merindukan jalan aspal di Tajikistan.
Buku ini seakan tak pernah lepas dari "debu" yang senantiasa menemani Negara-negara yang memang memiliki kontur gurun dan perbukitan gersang. Potret kemiskinan, kesengsaraan tergambarkan secara gamblang dalam buku ini. Buku ini seakan menarik pembacanya dalam masa Dongeng 1001 malam.

Buku ini mungkin juga berisi tentang keirian, keirian Afganistan akan Tajikistan yang sudah memiliki Jalanan "Aspal", keirian Tajikistan akan Turkemistan, selalu ada kata "Negeri disana jauh lebih makmur daripada Negeri kami". Garis Batas mengajak anda melintasi pegunungan penuh debu dengan Jeep Rusia, terombang-ambing dalam perjalanan yang memakan waktu, tenaga dan pikiran. Garis Batas mendeskripsikan dengan jelas detil-detil kehidupan di Negeri-negeri Stan. Menikmati Roti Naan yang menjadi makanan utama disana. menyelami sebuah keluarga yang hanya makan dari  sebuah "tumpukan tepung goreng alot dan permen".

Garis Batas mengajak anda merenungi Negeri-negeri yang mayoritas ummat muslim justru banyak ditemukan fenomena tidak berpuasa ketika bulan suci Ramadhan, atau kalaupun berpuasa itu dalam waktu beberap hari saja, tidak satu bulan penuh. Garis Batas mengisahkan tentang Negeri-negeri yang sudah tidak asing dalam masa keemasan Ummat Muslim, Bukhara yang merupakan tempat kelahiran Imam Bukhari, Samarkand. Garis Batas mengajak pembacanya menapaki jejak-jejak langkah kaki para petualang terdahulu seperti Marco Polo, merasakan keagungan Jalur Sutra yang begitu terkenal dalam masa-masa Pelajaran Sejarah masa lalu.

Saya berusaha mencoba untuk mendapatkan esensi dari sebuah buku berjudul Garis Batas. Garis Batas, kata yang sudah tidak asing bagi manusia dalam menjalani kehidupan ini. Garis Batas selalu ada dalam segala bentuk hal, bisa jadi berupa sebuah garis yang melintang dan berkelok-kelok di atas peta dunia. Garis Batas juga bisa ada didalam pribadi setiap orang, manusia punya Garis Batasnya masing-masing, bisa muncul dari sebuah bahasa, warna kulit, tata cara berinteraksi, adat istiadat, agama, suku, ras dan bentuk lain yang dapat menjadi batas dan membedakan antara satu makhluk dengan makhluk lainnya.


Garis Batas yang senantiasa ada dalam setiap sendi kehidupan, memisahkan manusia dalam kotak-kotak tertentu, kalangan-kalangan tertentu, suku-suku tertentu dan batas-batas lainnya.
Satu hal yang mungkin menjadi sebuah pemersatu antara garis batas yang ada, "Kebutuhan". Dengan adanya kebutuhan akan ada garis batas yang perlu dilintasi, ada garis batas yang harus di dobrak bahkan dihancurkan.

Garis Batas, selalu menemani manusia dalam setiap langkah kakinya...

1 comments:

M Teguh A Suandi mengatakan...

Mas Agustinus, maaf kalo ada yang kurang berkenan.. hubungi saya segera kalo ada yang gak sesuai.. maklum masih newbie.. T_T

:)